Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stafsus Jokowi Jelaskan Penyebab Indonesia Turun Jadi Negara Berpenghasilan Menengah ke Bawah

Kompas.com - 08/07/2021, 15:51 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Presiden Joko Widodo Arif Budimanta menjelaskan penyebab mengapa Indonesia turun kelas menjadi negara berpendapatan menengah ke bawah (lower middle income country) berdasarkan laporan Bank Dunia (World Bank) pada 1 Juli 2021.

Sebelumnya, Indonesia masuk sebagai negara berpendapatan menengah atas (upper middle income country) pada 2019.

Menurut Arif, posisi Indonesia terakhir ada di lower middle income dan sempat naik kelas ke upper middle income di Tahun 2019

"Sejak awal 2020 seluruh dunia termasuk Indonesia masuk ke dalam pandemi. Penyelamatan masyarakat dan kesehatan menjadi prioritas, social distancing diterapkan dengan adanya PSBB dan PPKM sehingga mobilitas masyarakat berkurang dan laju pertumbuhan ekonomi terkontraksi," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Kamis (8/7/2021).

Baca juga: Indonesia Jadi Negara Berpenghasilan Menengah ke Bawah, Bagaimana Dampaknya Terhadap Investasi?

Dia menuturkan, secara sederhana pendapatan perkapita Indonesia (GNI per Kapita) pada tahun 2019 atau saat baru naik kelas menjadi negara berpendapatan menengah atas adalah sebesar 4.050 dollar AS atau baru berada sedikit di atas batas bawah klasifikasi yang ditetapkan World Bank yakni 4.046 dollar AS.

Sehingga ketika awal 2020 saat ekonomi nasional terkontraksi karena terdampak Covid-19,pendapatan perkapita Indonesia turun menjadi 3.870 dollar AS.

"Akhirnya kembali ke kategori lower middle income," ungkap Arif.

Namun, ke depannya apabila diasumsikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5-6 persen pertahun dan pertumbuhan penduduk 1,2 persen maka kondisi ekonomi Indonesia bisa lekas pulih.

Jika kondisinya demikian, kata Arif, dalam waktu tidak terlalu lama yakni 1-2 tahun ke depan Indonesia akan kembali masuk ke kategori upper middle income.

"Meskipun ada peningkatan thresholds yang dilakukan World Bank yakni dari 4.046 dollar AS menjadi 4.096 dollar AS," katanya.

Baca juga: Indonesia Turun Kelas Jadi Negara Berpenghasilan Menengah ke Bawah, Ini Kata Kemenkeu

Lebih lanjut Arif mengungkapkan, selain Indonesia, ada beberapa negara yang juga turun dari upper middle income menjadi lower middle income seperti Belize, Samoa, serta Iran.

Bahkan Iran mengalami penurunan GNI cukup dalam yakni dari 5.240 dollar AS menjadi 2.870 dollar AS.

Tidak hanya itu ada juga beberapa negara yang turun peringkat dari high income menjadi upper middle income seperti Mauritius, Panama, Romania.

"Di samping negara-negara yang mengalami penurunan kelas tersebut bukan berarti negara lainnya tidak terdampak pandemi," tutur Arif.

"Banyak negara yang juga mengalami penuruan GNI per kapita, namun karena kondisi tidak berada di dekat income classification thresholds yang ditetapkan maka tidak mengalami perubahan ataupun penurunan kelas," tambahnya.

Diberitakan, Bank Dunia menurunkan kelas Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah ke bawah (lower middle income country) dari sebelumnya negara berpendapatan menengah atas (upper middle income country).

Baca juga: RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah ke Bawah, Ini Respons Istana

Dalam laporan yang diperbarui setiap 1 Juli itu, penurunan kelas terjadi seiring dengan menurunya pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita pada tahun 2020.

Tahun lalu pendapatan per kapita Indonesia sebesar 3.870 dollar AS, turun dari tahun 2019 yang sebesar 4.050 dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com