Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persoalan Guyonan Gus Dur, Kompolnas Sarankan Polisi Dibimbing Terima Kritik dengan Baik

Kompas.com - 19/06/2020, 13:38 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Pengawas Kepolisian (Kompolnas) Poengky Indarti menilai, anggota Polres Kepulauan Sula, Maluku Utara, yang membawa pengunggah guyonan "polisi jujur" untuk dimintai klarifikasi perlu diberi bimbingan.

Hal itu disampaikan Poengky ketika ditanya apakah anggota tersebut perlu diberi sanksi atau tidak.

Diketahui, seorang warga setempat dimintai klarifikasi oleh polisi setelah mengunggah guyonan Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang berbunyi, "Ada tiga polisi jujur di Indonesia, yaitu polisi tidur, patung polisi, dan Jenderal Hoegeng”.

Baca juga: Saat Unggahan Guyonan Politik Gus Dur Berujung Pemeriksaan Polisi...

"Yang diperlukan adalah bimbingan dan arahan terus-menerus dari pimpinan agar pemahaman seluruh anggota lebih terbuka, agar tidak melihat dari kacamata sempit, seperti melihat guyonan Gus Dur di masa Orba yang dikutip netizen," kata Poengky ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (19/6/2020).

Menurut dia, kasus tersebut diduga terjadi karena polisi yang mungkin lupa atau kurang memahami guyonan Gus Dur pada awal reformasi tersebut.

Apalagi, tempat kejadian yang berada di lokasi terpencil. Poengky mengatakan, hal itu turut memengaruhi pemahaman anggota kepolisian.

"Jadi tidak bisa diharapkan pemahamannya seperti anggota di Jawa, misalnya," ujar dia.

Baca juga: Unggahan Guyonan Gus Dur, Kritik terhadap Polri, hingga Suara Gusdurian...

Selain itu, ia juga menduga kasus dapat terjadi akibat salah pengertian karena pengunggah tidak menyertakan konteks guyonan tersebut.

Poengky menuturkan, konteks dari guyonan Gus Dur terkait dengan reformasi Polri.

Diketahui, pada masa kepemimpinannya, Gus Dur memisahkan Polri dan TNI, yang tadinya masuk dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Di saat ini, katanya, penting bagi anggota untuk melaksanakan reformasi Polri tersebut.

"Sebagai anggota Polri di mana pun bertugas harus paham bahwa masyarakat mengharapkan reformasi Polri berjalan dengan baik, sehingga jika ada kritik membangun, seharusnya ditanggapi dengan baik," ujar dia.

Baca juga: Pengunggah Guyonan Gus Dur Diperiksa Polres Sula, Mabes Polri: Jangan Terlalu Reaktif

Seorang warga Kepulauan Sula, Maluku Utara, Ismail Ahmad, mengunggah guyonan Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid soal polisi jujur ke akun Facebook miliknya, Jumat (12/6/2020).

Guyonan itu ia temukan saat membaca artikel mengenai Gus Dur dari mesin pencari Google.

Tak memiliki maksud apa-apa, Ismail mengunggah guyonan yang berbunyi "Ada tiga polisi jujur di Indonesia, yaitu polisi tidur, patung polisi, dan Jenderal Hoegeng”.

Ia pun tak menyangka unggahan tersebut akan membuatnya terseret ke kantor polisi.

Polri pun telah mengklaim Ismail tidak diproses hukum. Menurut Polri, anggota Polres Kepulauan Sula juga sudah ditegur akibat kasus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com