Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE 13 Juni: Jumlah ODP 42.50 Orang, PDP 13.578 Orang

Kompas.com - 13/06/2020, 16:13 WIB
Ardito Ramadhan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan ribu orang di Indonesia kini berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) hingga Sabtu (13/6/2020) hari ini.

Data menunjukkan, hingga Sabtu pukul 12.00 WIB, terapat 42.250 orang yang berstatus ODP dan 13.578 orang berstatus PDP.

"Ada 42.450 ODP, 13.578 PDP," demikian informasi yang ditunjukkan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam siaran langsung di akun YouTube BNPB, Sabtu sore.

Yuri mengungkapkan bahwa terdapat 16.574 spesimen dari 11.128 orang yang diperiksa selama 24 jam terakhir.

Baca juga: UPDATE 13 Juni: 16.574 Spesimen Diperiksa dalam Sehari, Total 495.527

Berdasarkan hasil tes spesimen, ada 1.014 kasus baru Covid-19 hingga Sabtu siang pukul 12.00 WIB.

Penambahan itu menyebabkan kini ada 37.420 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Data yang sama memperlihatkan bahwa ada penambahan 563 pasien Covid-19 yang dianggap sudah sembuh.

Sehingga, jumlah total pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh berjumlah 13.776

Baca juga: UPDATE 13 Juni: Tambah 563, Pasien Sembuh Covid-19 Jadi 13.776 Orang

Kendati demikian, jumlah pasien yang meninggal akibat Covid-19 masih bertambah.

Yurianto mengungkapkan, ada 43 pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir.

Total, ada 2.091 pasien Covid-19 di Indonesia yang meninggal dunia, setelah mereka dinyatakan terinfeksi virus corona.

Baca juga: UPDATE 13 Juni: Ada 2.091 Pasien Meninggal Setelah Tertular Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com