Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karhutla di Sumatera dan Kalimantan, WWF Indonesia: Kebakaran Itu Buatan Manusia

Kompas.com - 17/09/2019, 17:47 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Policy dan Advocacy WWF Indoensia Aditya Bayunanda menyebutkan, kebakaran hutan dalan lahan (karhutla) yang terjadi di kawasan Sumatera dan Kalimantan saat ini disebabkan oleh tangan manusia.

"Kebakaran ini buatan manusia. Karena ini buatan manusia, maka sebetulnya tergantung manusianya juga untuk mencegah ini tak terjadi lagi," kata Aditya saat media briefing WWF Indonesia bertajuk Indonesia Darurat Karhutla dan Upaya Penyelematan Hutan yang Tersisa di kawasan TB Simatupang, Jakara Selatan, Selasa (17/9/2019).

Dia mengatakan, WWF Indonesia melakukan beberapa hal kecil untuk membantu memadamkan karhutla yang tengah terjadi.

Baca juga: WWF Indonesia: Kebakaran Hutan gara-gara Cukong Lahan

Di antaranya dilakukan di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau sebagai bagian dari stakeholder atau pemangku kepentingan di sana.

"Upaya-upaya kami kecil, tapi dari proses itu kami belajar bahwa mencegah lebih bagus daripada menangani. Jauh lebih baik mencegah daripada memadamkan," kata dia.

Dia mengatakan, mereka yang membakar hutan dan lahan tersebut dengan sengaja hanya segelintir orang saja. Baik itu cukong, individu masyarakat, maupun perusahaan.

Dengan demikian menurut dia, paling penting adalah kemampuan semua pihak untuk mencegah hal tersebut terjadi lagi.

Kompas TV Presiden Joko Widodo dan segenap elemen meninjau langsung titik karhutla, Selasa (17/9/19). Jokowi ingin pastikan penanganan karhutla berjalan maksimal. Jokowi sampaikan sejumlah upaya yang dilakukan untuk atasi karhutla, mulai dari hujan buatan, menabur garam, hingga water bombing. Demi membantu penanganan karhutla, Jokowi juga perintahkan untuk tambah pasukan. &ldquo;Tadi juga salat istisqa. Kemudian tadi pesawat penyemai juga mau berangkat untuk hujan buatan meskipun hari Jumat lalu sudah kita perintahkan, sudah diterbangkan dan alhamdulillah saat itu di Indragiri Hilir hujan turun. Nah ini sekarang kita lakukan lagi menabur garam. Selain itu, juga lewat <em>water bombing</em> juga kita lakukan dengan 52 pesawat.&rdquo; Ujar Jokowi. Meski upaya maksimal telah dilakukan, Jokowi kembali tegaskan bahwa langkah terbaik adalah pencegahan agar titik api tidak makin membesar. Jokowi imbau seluruh pihak untuk tidak lakukan pembakaran lahan gambut maupun hutan yang dapat sebabkan bencana karhutla semakin meluas. Terkait hal itu, Jokowi sudah instruksikan diambilnya tindakan tegas bagi para pelaku pembakaran. #Jokowi #Karhutla #KabutAsap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com