Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan: Kekuatan Polisi-Tentara Hadapi Teroris 1 Persen, Rakyat 99 Persen

Kompas.com - 09/07/2019, 12:17 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, penanganan aksi terorisme tak bisa hanya mengandalkan TNI-Polri.

Menurut Ryamizard, seluruh masyarakat harus ikut dalam penanganan aksi terorisme sebagai salah satu bentuk perang semesta.

"Sekarang teroris itu tidak bisa diatasi oleh polisi dan tentara. Tidak bisa. Hanya 1 persen. 99 persen itu di kekuatan rakyat," kata Ryamizard dalam pidato sambutan acara simposium yang bertajuk "Penataan Wilayah Pertahanan Dalam Rangka Mewujudkan Pertahanan Negara yang Tangguh" di Gedung Kemenhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (9/7/2019).

Baca juga: Menhan: Waspada dan Siaga, Aktivitas Terorisme di Filipina Selatan Meningkat

Ryamizard mengimbau masyarakat untuk ikut dalam program bela negara yang dibentuk oleh Kemenhan. Program tersebut dinilai Ryamizard sebagai pendekatan pertahanan semesta.

Dengan mengikuti program itu, masyarakat memiliki kekuatan terutama untuk mewujudkan penumpasan aksi terorisme.

"Kita sudah ada wadahnya yaitu bela negara, itu total warfare. Tidak bisa 1 negara menyelesaikan masalah teroris, harus bersama-sama seluruh rakyat," ujarnya.

Baca juga: Usulan Wajib Militer, Menhan Sebut Pemahaman Pancasila Lebih Penting

Selanjutnya, Ryamizard mengatakan terorisme harus dijadikan musuh bersama oleh seluruh lapisan masyarakat.

"Kita jadikan teroris musuh bersama," pungkasnya.

Kompas TV Menteri Pertahanan,Ryamizard Ryacudu, bertemu dengan presidium PA 212. Dalam acara halalbihalal ini, Ryamizard menyampaikan, agar masyarakat tidak lagi terpecah belah, karena membela salah satu kubu paslon dalam Pilpres.<br /> Ryamizard mengajak masyarakat, untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Untuk itu, setiap warga diharapakan, tidak membawa identitas pendukung paslon 01 atau 02 lagi karena momen pemilu pun telah usai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com