Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daripada Gaji Pengangguran, Fadli Zon Sarankan Jokowi Pikirkan Nasib Honorer

Kompas.com - 05/03/2019, 15:15 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fadli Zon, mengkritik kartu pra kerja yang menjadi salah satu janji kampanye calon presiden petahana Joko Widodo.

Fadli menilai kartu itu tidak tepat karena akan menggaji masyarakat yang belum mendapat pekerjaan.

Daripada menggaji pengangguran, ia menilai lebih baik pemerintah memikirkan terlebih dulu nasib para honorer yang sudah mengabdi selama bertahun-tahun, namun tidak mendapatkan kesejahteraan yang layak.

Baca juga: BPN Prabowo Nilai Kartu Pra Kerja Jokowi Tak Bagus, Bikin Ketergantungan

"Menurut saya jangan lah memberikan impian kosong. Coba itu pikirkan dulu yang honorer, yang jumlahnya masih ratusan ribu, yang mereka sudah mengabdi kepada bangsa dan negara tapi tidak mendapatkan honor yang layak. Itu saja dulu dipikirin," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/3/2019).

Fadli juga menilai akan lebih baik pemerintah melakukan langkah-langkah untuk menciptakan sebanyak-banyaknya lapangan kerja ketimbang membagi-bagikan kartu.

Sebab, ia menilai masalah yang menyebabkan banyaknya pengangguran saat ini adalah karena sedikitnya ketersediaan lapangan pekerjaan.

"Pikirkan Lapangan pekerjaan yang permanen sehingga masyarakat bisa bekerja. Saya kira masyarakat tidak ingin tidak bekerja kemudian dapat honor. Itu bukan solusi. Solusinya adalah ciptakan lapangan kerja yang mudah. Pikirkan honorer yang sudah bekerja selama puluhan tahun tapi tidak mendapat hak mereka," kata dia.

Fadli pun menilai kartu pra kerja yang ditawarkan Jokowi tak lebih hanya untuk menarik suara masyarakat menjelang pemilu 2019. Ia menilai kehadiran kartu itu sangat politis.

"Ya sangat politis, tapi politisinya agak norak. Tidak canggih," kata Wakil Ketua DPR ini.

Baca juga: TKN Imbangi Kampanye Hitam di Jabar dengan 3 Kartu Baru Jokowi

Calon presiden nomor urut 01 sebelumnya menyebut pemegang kartu pra kerja akan mendapatkan gaji meski belum mendapatkan pekerjaan. Hal itu disampaikan Jokowi saat ngopi bareng milenial di Kendari, Jumat (1/3/2019).

Menurut Jokowi, para pemegang kartu itu mulanya akan mendapatkan pelatihan sesuai keterampilan dan skill yang mereka miliki.

Namun, jika memang setelah pelatihan dilakukan namun pemegang kartu pra kerja tetap belum mendapatkan pekerjaan, maka ia akan mendapat honor dari pemerintah.

"Kalau belum dapat pekerjaan, kartu itu juga akan memberikan kayak honor, kayak gaji. Tapi jumlahnya berapa masih kita rahasiakan. Nanti," kata Jokowi. 

Kompas TV Minggu (4/3) kemarin, Joko Widodo menghadiri acara Gebyar Bakso Merah Putih Indonesia Bersatu di Cikarang, Jawa Barat. Dalam acara ini, Jokowi menyampaikan sejumlah program dalam pemerintahannya. Jokowi juga memamerkaan tiga kartu yang bisa membantu warga, yaitu Kartu Indonesia Pintar, Kartu Prakerja, dan Kartu Sembako Murah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com