Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Pidato Soekarno Diajukan Jadi Arsip Warisan Dunia UNESCO

Kompas.com - 17/04/2018, 13:39 WIB
Kristian Erdianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), ANRI, dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mengajukan tiga arsip pidato Presiden Soekarno sebagai bagian dari warisan dokumenter dunia atau Memory of the World (MoW) UNESCO tahun 2018-2019.

Pidato pertama Soekarno yang diajukan berjudul "Unity in Diversity Asia Africa". Pidato tersebut diucapkan Soekarno pada Konferensi Asia Afrika (KAA) yang diselenggarakan pada 18-24 April 1955 di Bandung.

Pelaksana Tugas Kepala LIPI Bambang Subiyanto mengatakan, pidato tersebut menunjukkan komitmen Indonesia dalam upaya melawan kolonialisme di Asia Afrika. Soekarno telah membuka cakrawala pemikiran baru di dunia.

“Pergerakan negara-negara Asia dan Afrika ini tidak lepas dari peran Soekarno,” ujar Bambang dalam sambutannya di Auditorium LIPI, Jakarta, Selasa (17/4/2018).

(Baca juga: Geopark Ciletuh-Palabuhanratu Ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark)

Selain pidato dalam Konferensi Asia Afrika, pidato-pidato lain Soekarno juga dinilai telah memberikan perubahan signifikan dalam percaturan politik dunia.

Bambang menuturkan, pidato berjudul "To Build The World a New" yang disampaikan pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1960 merupakan gagasan Soekarno yang menyentak dunia.

Kemudian Soekarno juga membacakan pidato berjudul "New Emerging Forces" pada Konferensi Tingkat Tinggi Non Blok di Beograd, Serbia, tahun 1961.

"Pidato-pidato tersebut telah membuka cakrawala pemikiran baru di dunia," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI Mego Pinandito mengungkapkan, Soekarno memiliki peran besar dalam perkembangan peradaban dunia.

Tidak hanya perannya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, tetapi juga sebagai tokoh yang mempunyai pemikiran-pemikiran yang mengubah dunia.

(Baca juga: E-Gamelan Bakal Dimainkan di UNESCO)

"Beliau dinilai memiliki peran besar dalam perkembangan peradaban dunia. Tidak hanya perannya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, tetapi juga sebagai tokoh yang mempunyai pemikiran-pemikiran yang mengubah dunia," kata Mego.

Mego berharap tiga pidato Soekarno tersebut akan diterima sebagai MoW UNESCO pada 2019.

"Kami berharap pengusulan bisa sukses di tahun mendatang. Kemungkinan tahun depan karena tahun ini UNESCO memoratorium seluruh usulan," ucapnya.

MoW adalah salah satu program UNESCO berupa ingatan kolektif dunia yang didorong dari kesadaran akan keadaan pelestarian dan akses terhadap warisan dokumenter di berbagai belahan dunia.

Sampai saat ini, Indonesia berhasil mendapat pengakuan dunia untuk naskah La Galigo, naskah Nagarakretagama, naskah Babad Diponegoro, arsip Konferensi Asia Afrika, arsip restorasi Borobudur, dokumentasi peristiwa tsunami Samudra Hindia, dan naskah cerita Panji.

(Baca juga: Di Tangan Sidik, Gerabah Bayat Naik Kelas dan Raih Penghargaan UNESCO)

Dalam acara tersebut hadir presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Wakil Menlu AM Fachir, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudi Latif, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, dan rohaniawan Romo Benny Susetyo.

Selain itu, hadir pula politisi PDI-P Rieke Diah Pitaloka, Charles Honoris, dan Masinton Pasaribu serta sejumlah perwakilan negara sahabat.

Kompas TV Ketua DPR Bambang Soesatyo meresmikan studio musik dan gedung pertemuan musik etnik di Ambon, Maluku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com