Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halim Mahfudz

Dosen dan praktisi komunikasi strategis yang sekarang menjadi pengasuh pondok pesantren Seblak di Jombang, Jawa Timur.

Indonesia Menghadapi Propaganda

Kompas.com - 08/04/2018, 17:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEBUAH pemerintahan yang berpihak kepada rakyat dan membangun fasilitas untuk memenuhi kebutuhan dan menyejahterakan rakyat adalah wujud pemerintahan yang diidamkan.

Tetapi, bisa saja terjadi pemerintahan seperti itu berjalan dengan banyak gangguan kepentingan.  Benar bahwa rakyat pasti banyak mendukung. 

Belajar dari apa yang terjadi pada Jacobo Arbenz, Presiden Guatemala 1951 – 1954, kepentingan, bahkan kepentingan swasta bisa menumbangkan pemerintahan yang didukung rakyat.

Caranya adalah dengan melakukan propaganda yang mendiskreditkan, melakukan disinformasi bahkan memfitnah pemerintahan yang didukung rakyat.

Arbenz adalah Presiden Guatemala populer yang terpilih tahun 1951 melalui proses demokratis dan memenangkan pemilihan dengan margin lebih dari 50 persen. 

Langkah utama yang dia lakukan adalah reformasi sosial warisan pendahulunya.  Reformasi sosial waktu itu meliputi perluasan hak memilih bagi rakyat, legalisasi partai politik, mengizinkan debat publik, dan memberikan hak berorganisasi bagi buruh.  Kebijakan paling penting pemerintahannya adalah reformasi agraria. 

Pemerintahan Arbenz memutuskan untuk melakukan Reformasi Agraria di mana lahan-lahan luas milik swasta yang tidak ditanami dialokasikan ulang untuk kepentingan umum.  Kebijakan ini bertentangan dengan kepentingan perusahaan Amerika, United Food Company. 

Untuk melindungi investasi dan kepentingannya, UFC kemudain mencari cara mengagalkan kebijakan itu.  Mereka membayar ahli Public Relations terkemuka, Edward Bernays yang kemudian melakukan langkah-langah strategis komunikasi yang disebut dengan propaganda.

Propaganda

Propaganda adalah langkah komunikasi masif yang menggunakan berbagai cara untuk memenangkan komunikasi publik dan mengubah perilaku kelompok sasaran sesuai tujuan propaganda. 

Propaganda menggunakan informasi bohong atau setengah benar, misleading information, informasi yang bias, atau dengan data-data historis yang dipilih untuk keuntungan misi mereka.

Bernays pernah melakukan propaganda paling berhasil untuk kampanye merokok di kalangan perempuan Amerika pada akhir dekade 1920an.  Judulnya Torches of Freedom. Propaganda ini memasuki alam bawah sadar kelompok sasaran untuk mengendalikan emosi sampai kelompok sasaran ini melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan.

Bernays menerapkan strategi mulai dari membangun opini bahwa Presiden Guatemala adalah seorang komunis dan pemerintahannya bisa menjadi ancaman komunisme bagi AS.  Sasarannya adalah pemerintah AS, media, dan rakyat AS. 

Propaganda ini ujungnya melibatkan media massa dan CIA yang kemudian beroperasi dari negara tetangga Guatemala yaitu Honduras dan Elsalvador melakukan kudeta. Arbenz pun tumbang. 

Berikutnya menjadi jelas, kebijakan reformasi agraria dibatalkan oleh pemerintah pengganti yang memang adalah mitra propaganda dari awal.

-THINKSTOCK -

Rentan propaganda

Di era teknologi informasi di Indonesia seperti sekarang dengan kekuatan media sosial, setiap orang bisa mengirim informasi tanpa filter. 

Setiap orang punya peluang membuat berita, isu, atau informasi dan dengan komando sederhana “viralkeen!” maka informasi itu menyebar tanpa batas geografis atau batas waktu. 

Pihak otoritas tidak memiliki posisi mewah mencegah isu atau informasi itu sebelum dibuat kecuali setelah informasi itu disebar dan masuk ke ranah publik.

Informasi menjadi liar, membuka peluang misinformasi, disinformasi, kebohogan dan pemilihan latar belakang untuk kepentingan tertentu.  Sudah berkalli-kali kita mendapati isu, informasi yang misinformasi, disinformasi, bahkan fitnah dan pemutarbalikan fakta.

Indonesia pada posisi rentan terhadap serangan propaganda.  Dengan kepemilikan gawai yang melebihi jumlah penduduk dan kondisi geografis yang luas, negara kepulauan, berbagai suku, hubungan antaragama yang terus diuji dengan penggunaan agama untuk kepentingan sesaat, maka dibutuhkan kecermatan dan kerjasama institusi penegak hukum, institusi sosial dan peran warga negara yang luar biasa akrab untuk Indonesia mengawal negeri ini dari propaganda. 

Temuan tentang Saracen dan MCA adalah bagian dari kecanggihan otoritas Indonesia memantau dan mengawal jagad informasi.  Tetapi itu tentu bukan akhir dari pengawalan. 

Belajar dari pengalaman Guatemala tentang peran media, kepentingan domestik termasuk kepentingan yang mengatasnamakan agama dan kepentingan negara asing, maka tidak mustahil ada kepentingan-kepentingan yang terganggu ketika pemerintah menerapkan berbagai kebijakan yang berbeda dengan kebijakan yang lalu.

Indonesia yang kini memasuki tahap sebagai salah satu kekuatan ekonomi baru di dunia, harus bisa mempertahankan ritme dan tempo pembangunan bangsa. 

Memantau propaganda adalah sebagian dari hal penting yang perlu dilakukan untuk menjaga komunikasi negara dengan warganya.  Negara perlu mengembangkan komunikasi utuh dengan warganya melalui mercu suar komunikasi. 

Mercu suar komunikasi adalah komunikasi kuat pemerintah untuk mengimbangi beban kesibukan membendung dan menandingi serangan propaganda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com