Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heli Polisi Dipakai buat Pernikahan, Polri Selidiki Dugaan Pelanggaran

Kompas.com - 03/03/2018, 22:54 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Multimedia Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, Polri tengah mendalami dugaan pelanggaran penggunaan helikopter milik Polda Sumut untuk acara pernikahan. Jika helikopter tersebut disewa untuk angkut pengantin, maka ada indikasi pelanggaran.

"Itu masih didalami. Kalau sewa, itu sudah masalah. Tapi kalau kaitan dekat dengan masyarakat, tidak masalah," kata Rikwanto di Jakarta, Sabtu (3/3/2018).

Rikwanto mengatakan, kendaraan dinas Polri tidak untuk disewa buat umum. Properti Polri hanya bisa digunakan dalam rangka menjalin hubungan dengan mitra. Misalnya, mengajak tamu berkeliling.

"Kan ada kunjungan (anak-anak) TK ke polisi, naik-naik mobil keliling, ke brimob naik panser, itu biasa-biasa saja. Itu dalam rangka mendekatkan dengan masyarakat," kata Rikwanto.

Baca juga : Videonya Viral, Helikopter Polisi Dipakai untuk Terbangkan Pengantin

Video sepasang pengantin terbang menggunakan helikopter milik Polda Sumut di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara, membuat heboh warganet dan memancing beragam komentar.

Kapolda Sumut Irjen Paulus Waterpaw yang dikonfirmasi wartawan mengatakan tidak yakin helikopter itu dipakai untuk acara pernikahan. Paulus berjanji akan menindak personelnya jika benar ada penyalahgunaan aset negara.

“Kabid Humas bilang, kemungkinan besar helikopter itu dipakai untuk keperluan foto saja,” kata Paulus.

Menurut dia, ini bentuk rasa bangga masyarakat terhadap Polri. Hal itu biasa dan sering terjadi. Dia mencontohkan saat acara ulang tahun TNI, masyarakat merasa bangga dan berebut berfoto di alat utama sistem pertahanan (alutsista).

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Ginting memberi penjelasan berbeda. Dia menjelaskan, pada 25 Februari lalu, pada pukul 10.00 WIB, kru helikopter Polda Sumut melaksanakan maintenance flight setelah pengecekan radio yang membutuhkan jarak frekuensi sekitar 25 kilometer antara helikopter dan bandara.

Hasil pengecekan kurang bagus sehingga pilot helikopter, Iptu Togu, memutuskan mendarat darurat di lapangan terdekat untuk diperiksa teknisi. Helikopter pun mendarat di lapangan Haji Adam Malik, tepat di samping Mapolres Pematang Siantar.

"Saat pengecekan radio oleh teknisi itulah ada pengantin yang sedang foto prewedding. Mereka menemui pilot, minta izin untuk berfoto di dekat helikopter," ujar Rina.

Seusai pemeriksaan teknis dan radio, pilot melanjutkan penerbangan ke Lanud Suwondo untuk mengisi BBM, lalu kembali ke Mapolda Sumut.

"Jadi tidak benar helikopter Polri digunakan untuk mengangkut pasangan calon pengantin," kata Rina.

Pasangan pengantin yang diduga menggunakan helikopter tersebut adalah dr Fihzan Satria Widyatama Ginting dan dr Sartika Ayuningsih Sipahutar. Mempelai wanita disebut-sebut menjabat sebagai Direktur Utama RS Jasamen Saragih, Kota Siantar.

Video resepsi pernikahan mereka yang berdurasi sekitar satu menit viral di media sosial.

Dalam video itu terlihat kedua pengantin turun di tengah kerumunan para tamu undangan, lalu berjalan di atas karpet merah yang sudah disediakan.

Helikopter yang digunakan adalah helikopter Polri B0-105 berwarna putih biru. Logo dan tulisan Polri di lambung kabin diduga sengaja ditutup stiker bertuliskan huruf F dan T yang terindikasi inisial pasangan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com