Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan Aung San Suu Kyi Bisa Beri Titik Pencerah Masalah Rohingya

Kompas.com - 14/09/2017, 18:45 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

Kompas TV Unjuk rasa tercatat terjadi di Pakistan, India, dan Inggris.

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Pencari Fakta Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Kasus Myanmar, Marzuki Darusman membantah anggapan banyak pihak bahwa Pimpinan Myanmar Aung San Suu Kyi tak berperan dalam upaya penyelesaian kekerasan terhadap etnis Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Menurut dia, situasi saat ini memang lebih rumit dan kompleks daripada sebelumnya. Oleh karena itu, penyelesaian masalah tidak bisa secepat yang dikehendaki.

"Jangan lah (tidak berperan) itu direfleksikan kepada yang bersangkutan," kata Marzuki seusai acara diskusi di bilangan Matraman, Jakarta Timur, Kamis (14/9/2017).

Marzuki mengatakan pihaknya menyambut baik pernyataan kebijakan yang akan disampaikan Suu Kyi dalam waktu dekat. Apapun yang disampaikan nanti, kata dia, setidaknya menunjukkan bahwa pemerintah Myanmar responsif terhadap dunia internasional. Hal itu menjadi poin penting.

(Baca: Akhirnya, Aung San Suu Kyi Mau Bicara Soal Krisis Rohingya)

 

"Jadi ini sudah satu titik cerah bahwa ada reaksi dan ada statement yang nantinya mungkin Aung San Suu Kyi menyampaikan komitmen Myanmar untuk melindungi masyarakat sipil tanpa membedakan satu sama lain," tuturnya.

Setelah pernyataan itu disampaikan, baru lah TPF akan melangkah ke titik berikutnya untuk sampai pada kondisi di mana keamanan dan stabilitas di wilayah Myanmar tersebut bisa dipulihkan.

"Dan kita bisa pecahkan masalah-masalah yang lebih fundamental," kata Marzuki.

Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi akan berbicara untuk pertama kalinya, terkait krisis yang telah berlangsung selama tiga minggu terakhir di Rakhine.

Kekerasan yang dilakukan militer Myanmar telah menyebabkan ratusan ribu warga minoritas Rohingya mengungsi, memasuki wilayah Banglades.

"Dia akan berbicara untuk rekonsiliasi nasional dan perdamaian, dalam sebuah pidato di televisi pada tanggal 19 September," ungkap Jurubicara Pemerintah Zaw Htay di Yangon, Rabu (13/9/2017).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com