Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mubalig Kritik Dakwah di Indonesia: Enggak Ada Bedanya dengan Sinetron

Kompas.com - 18/04/2017, 06:20 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Badan Koordinasi Mubalig se-Indonesia Dedy Ismatullah mengkritik metode dakwah di Indonesia yang berkembang saat ini.

"Dakwah itu harus menjadi tuntunan, bukan tontonan. Hari ini dakwah itu menjadi tontonan. Enggak ada bedanya dengan sinetron," ujar Dedy di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (17/4/2017).

Selain mesti menjadi tuntunan, dakwah juga harus bersifat bijaksana.

"Perlu diletakan dengan baik bahwa Islam itu rahmatan lil 'alamin, memberikan manfaat kepada seluruh umat beragama di dunia dan seluruh bangsa," ujar Dedy.

(Baca: Kisah Shamsi Ali, Dakwah Toleransi Putra Indonesia Saat Jadi Imam di New York...)

Kritik itu sejalan dengan solusi yang tengah dilaksanakan Badan Koordinasi Mubalig se-Indonesia. Saat ini, pihaknya tengah melakukan pendidikan dan pelatihan dai dan ulama. Dedy mengatakan, pihaknya akan mencetak sejuta dai bela negara.

"Kami sampaikan kepada Bapak Presiden, kedatangan kami ini dalam rangka mempersiapkan dai bela negara. Kami akan mencetak sejuta dai bela negara," ujar Dedy.

Salah satu alasan mengapa ada program itu, para mubalig di Indonesia merasa dakwah bukan lagi bersifat pemersatu, melainkan cenderung memecah belah.

"Persatuan itu harus diperjuangkan. Tidak terjadi begitu saja. Ini tentang persatuan," ujar Dedy.

Kompas TV Forum Umat Islam tetap akan melakukan aksi pada 11 Februari. Namun, lokasi yang pada awalnya di sekitar Monas hingga Bundaran Hotel Indonesia dipindah ke Masjid Istiqlal. Pemindahan lokasi aksi 112 disampaikan kepada media di gedung Dewan Dakwah Indonesia, Kramat, Senen, Jakarta Pusat. Pemindahan ini dilatarbelakangi adanya dua kelompok massa dari dua pasangan calon yang melakukan kampanye terbuka di hari yang sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com