Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cium Situasi Tak Wajar, Polisi Sempat Peringatkan Novel agar Waspada

Kompas.com - 12/04/2017, 08:19 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Muhammad Iriawan mengaku sempat menyampaikan peringatan kepada penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan sebelum terjadi teror pelemparan cairan yang diduga air keras.

Menurut Iriawan, Polda Metro Jaya sudah menerjunkan sejumlah personel untuk menjaga Novel. Namun, Novel merasa tak nyaman. 

"Sebelum kejadian sudah saya sampaikan juga, supaya waspada, karena sedang menangani beberapa permasalahan yang ada," kata Iriawan usai menjenguk Novel di Rumah Sakit Mata Jakarta Eyes Center Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2017) malam. 

(Baca: Patrialis Akbar: Kejahatan Terhadap Novel Tidak Manusiawi)

"Beberapa belakangan ini, yang bersangkutan bilang tidak usahlah karena mungkin tidak nyaman juga yang bersangkutan ada anggota kami di sana," lanjut Iriawan.

Pesan waspada kepada Novel disampaikan karena polisi mencium gerak gerik mencurigakan di sekitar kediaman Novel. Hal itu terjadi sekitar dua pekan sebelum teror.

Iriawan mengatakan, personel Polda Metro juga telah memiliki foto orang mencurigakan sejak dua pekan lalu. Foto tersebut akan diverifikasi lebih lanjut.

"Jadi, dua pekan yang lalu memang ada beberapa, ada di sekitar rumah saudara Novel. Itu kami pun punya foto itu dan akan kami crosscheck, apa ada korelasinya atau tidak. Belum tentu juga, tapi itu masukan buat kami," ujar Iriawan.

Selain itu, Iriawan menuturkan penyelidik juga telah melakukan pendalaman di tempat kejadian perkara.

Hingga kini, penyelidik telah meminta keterangan enam orang saksi. Beberapa barang bukti, termasuk cairan yang diduga air keras tengah diperiksa di laboratorium.

"Termasuk cairan sudah kami periksa ke labfor, untuk memastikan cairan tersebut, a1-nya atau pastinya apa. Kami tunggu dari labfor," ucap Iriawan.

Iriawan meminta kepada masyarakat untuk menunggu hasil penyelidikan. Ia menegaskan Polda Metro akan mengungkap kasus ini dengan maksimal.

(Baca: Pemerintah Dinilai Terlambat Tangani Novel Baswedan)

"Pihak kepolisian akan maksimal mengungkap kasus ini. Mohon sabar. Kami pihak kepolisian ingin cepat juga mengungkap kasus ini. Tentunya kami harus melakukan penyelidikan mendalam," ucap Iriawan.

Pada Selasa (11/4/2017), Novel mendapatkan teror dengan penyiraman cairan yang diduga air keras. 

Iriawan menuturkan, dalam waktu tertentu terdapat sekitar dua hingga tiga orang personel Polda Metro yang bertugas melakukan pengamanan di kediaman Novel.

Kompas TV Lindungi KPK dari Teror Koruptor (Bag 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com