JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, salah satu warga negara Indonesia yang ditampung di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bambu Apus, Jakarta Timur, merupakan istri dari simpatisan ISIS, Bahrumsyah.
Perempuan berinisial NK itu dideportasi dari Turki karena hendak masuk ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
"Dia (NK) memang seorang janda, diperistri oleh Bahrumsyah," ujar Rikwanto, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (8/1/2017).
Rikwanto tidak dapat memastikan kapan NK berangkat ke Suriah.
Namun, NK dideportasi oleh otoritas Turki bersama 16 WNI lainnya pada 22 Januari 2017.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Densus 88, tak ditemukan unsur-unsur perbuatan terorisme sehingga 17 WNI itu dikirim ke RSPA Bambu Apus.
"Belum lama (di Turki) karena berangkat ke sana, diamankan otoritas Turki dan dipulangkan atau dideportasi," kata Rikwanto.
NK diketahui merupakan isteri ketiga Bahrumsyah.
Menurut Rikwanto, Bharumsyah merupakan salah satu tokoh ISIS di Indonesia yang memiliki peran di sana.
Nama Bahrumsyah sempat mencuat sekitar Agustus 2014 setelah adanya video yang menampilkan kegiatan kelompok ISIS.
Di video itu, ia nampak mengenakan pakaian serba hitam dan sorban hitam.
Bahrumsyah pernah menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah.
Ia kemudian bergabung dengan ISIS sekitar tahun 2014.
Di Suriah, ada tiga tokoh WNI yang berbaiat kepada ISIS, yakni Bahrun Naim, Bahrumsyah, dan Salim Mubarok alias Abu Jandal.
Mereka meneladani pimpinan Tawhid Waljihad atau Jamaah Ansharut Daulad (JAD), Aman Abdurrahman yang saat ini mendekam di lapas Nusakambangan.
Tiga sekawan itu menjadi pemegang komando NIIS atas berbagai rencana teror di Indonesia.
Bahrumsyah diketahui merupakan penyandang dana teror bom Thamrin, Januari 2016.
Saat ini, sebanyak 75 WNI ditampung di RPSA Bambu Apus, Jakarta Timur dengan rincian 41 orang dewasa terdiri dari 24 perempuan dan 34 orang anak-anak.
Selama di Bambu Apus mereka mendapatkan layanan trauma healing dan trauma counseling, terutama kepada anak-anak sebelum nantinya mereka kembali ke daerah masing-masing.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa berharap masyarakat menerima kembali WNI yang dideportasi dari Turki saat akan menuju Suriah, setelah mereka pulang ke kampung halamannya.
Menurut Khofifah, jika mereka dikucilkan oleh masyarakat akan berdampak negatif terhadap mereka karena akan menghambat proses reintegrasi sosial WNI yang diduga bergabung dengan ISIS tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.