Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arteria: SBY "Nge-tweet" untuk Siapa?

Kompas.com - 23/01/2017, 12:08 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan mempertanyakan maksud kicauan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono di akun Twitter pribadinya, @SBYudhoyono, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, sebagai bekas presiden, Ketua Umum Partai Demokrat, sekaligus tokoh bangsa, SBY seharusnya turut menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.

“Jadi semakin membingunkan apa maksud dan tujuannya, serta ditujukan kepada siapa. Lebih baik semua pihak menahan diri,” kata Arteria dalam pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (23/1/2017).

Arteria beranggapan, jauh lebih baik bila SBY menyerukan semangat persatuan dan kesatuan. Pasalnya, seluruh massa dan simpatisanya akan mendukung hal tersebut.

“Sebaliknya, kalau membuat cuitan seperti itu, paling tidak massa pendukungnya menanyakan arah dan tujuannya ke siapa. Belum lagi kita bicara rakyat secara keseluruhan yang persepsinya macam-macam,” ujarnya.

Ia menambahkan, masyarakat sudah cukup lelah melihat akrobat politik yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir yang cenderung kurang terkontrol. Untuk itu, ia mengatakan, jauh lebih baik bila semua tokoh dapat bersatu padu untuk membangun bangsa, meninggalkan perbedaan dan menghilangkan kepentingan yang ada.

“Karena saya melihat kondisi saat ini bukan hanya efek dari kompetisi lokal untuk merebut kekuasaan secara konstitusional, tetapi ada ancaman besar terkait disintegrasi bangsa,” kata dia.

Kicauan SBY diunggah melalui akun Twitter resminya, Jumat (20/1/2017) lalu. SBY menulis status, "Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*"

Kicauan itu mengundang sejumlah pro dan kontra. Ketua DPP Partai Nasdem, Irma Suryani Chaniago, misalnya, mengkritik kicauan tersebut. Ia menganggap SBY hanya sekedar curhat dan tidak memberikan solusi.

"Saat ini yang harus dibuktikan oleh semua yang diteladani oleh rakyat, baik parpol, pejabat, maupun mantan pejabat, juga para pengusaha, adalah ketulusan bersama membangun Indonesia, bukan sekadar curhat atau pencitraan semata," kata Irma saat dihubungi, Sabtu (21/1/2017).

Irma mengatakan, harusnya SBY sebagai Presiden keenam RI tidak boleh hanya mengeluh, tetapi melakukan sesuatu untuk membantu pemerintah. Irma membandingkan sikap SBY dengan sikap Presiden Joko Widodo, yang menurut dia sangat berlawanan.

"Saya mengapresiasi Presiden Jokowi. Meski difitnah, diganggu, digoyang sana sini, beliau tetap tegar. Tidak pernah curhat dan menunjukkan kemarahan kepada oknum-oknum yang telah memfitnah dan mengganggu beliau," ucap Irma.

Kompas TV SBY Keluhkan Hoax, Ini Respons Presiden Jokowi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Beri Rekomendasi Herman Deru-Cik Ujang untuk Pilkada Sumsel dan Murad-Michael ke Pilkada Maluku

Demokrat Beri Rekomendasi Herman Deru-Cik Ujang untuk Pilkada Sumsel dan Murad-Michael ke Pilkada Maluku

Nasional
Indonesia Lolos Putaran Tiga Kualifikasi Piala Dunia, Jokowi: Ini Sebuah Sejarah

Indonesia Lolos Putaran Tiga Kualifikasi Piala Dunia, Jokowi: Ini Sebuah Sejarah

Nasional
Tanggal 12 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
PPP Tak Lolos ke Parlemen Buntut 'Gagap' Menghadapi Perubahan Pemilih

PPP Tak Lolos ke Parlemen Buntut "Gagap" Menghadapi Perubahan Pemilih

Nasional
Gus Halim Ingin Realisasikan Bank Desa Terbentuk di Setiap Desa

Gus Halim Ingin Realisasikan Bank Desa Terbentuk di Setiap Desa

Nasional
Pertama Kali, Jemaah Haji Indonesia Dapat Paket Konsumsi Lengkap Selama Armuzna

Pertama Kali, Jemaah Haji Indonesia Dapat Paket Konsumsi Lengkap Selama Armuzna

Nasional
Saat Wakapolri Berlari Kecil Dicecar Wartawan soal DPO Vina Cirebon dan Kasus Polwan Bakar Suami

Saat Wakapolri Berlari Kecil Dicecar Wartawan soal DPO Vina Cirebon dan Kasus Polwan Bakar Suami

Nasional
LPSK: Keterangan Saksi Kasus Vina Inkonsisten dan Tak Bersesuaian

LPSK: Keterangan Saksi Kasus Vina Inkonsisten dan Tak Bersesuaian

Nasional
Kejagung Periksa Eks Dirut Antam Terkait Korupsi Pengelolaan Emas 109 Ton

Kejagung Periksa Eks Dirut Antam Terkait Korupsi Pengelolaan Emas 109 Ton

Nasional
Duga LHKPN Banyak yang Tidak Benar, KPK: Karena Enggak Ada Sanksi

Duga LHKPN Banyak yang Tidak Benar, KPK: Karena Enggak Ada Sanksi

Nasional
'Tak Ada Cara Lain yang Bisa Antarkan PPP Lolos ke Parlemen'

"Tak Ada Cara Lain yang Bisa Antarkan PPP Lolos ke Parlemen"

Nasional
Korban Judi 'Online' Terus Berjatuhan, DPR: Tidak Bisa Main-main Lagi

Korban Judi "Online" Terus Berjatuhan, DPR: Tidak Bisa Main-main Lagi

Nasional
Jokowi Saksikan Langsung Laga Indonesia Vs Filipina di GBK

Jokowi Saksikan Langsung Laga Indonesia Vs Filipina di GBK

Nasional
Tak Musuhi Parpol Apa pun, PKS Terbuka Gandeng PDI-P di Pilkada Jakarta

Tak Musuhi Parpol Apa pun, PKS Terbuka Gandeng PDI-P di Pilkada Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com