Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu: Indonesia Beri Saran Konstruktif ke OKI soal Rohingya

Kompas.com - 19/01/2017, 16:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan, Indonesia memberikan saran konstruktif kepada anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam menyelesaikan konflik minoritas Muslim Rohingnya di Myanmar.

Hal itu dikatakan Retno sebelum Sidang Istimewa Dewan Menteri Luar Negeri OKI Tentang Situasi Komunitas Muslim Rohingnya di Kuala Lumpur, Kamis (19/1/2017).

"Bagaimana membangun toleransi dan harmoni karena di Rakhine State ada satu konflik yang sifatnya horizontal. 'Trust' antara komunitas Muslim dan Buddha juga harus dibangun oleh karena itu Indonesia akan menyampaikan saran konstruktif kepada OKI," ujar Retno.

Ia menegaskan, pendekatan konstruktif ini sudah dilakukan Indonesia, dengan memberikan bantuan untuk komunitas Rohingya.

"Saya dari Kuala Lumpur akan terbang ke Yangoon untuk mengadakan pertemuan kemudian saya akan terbang ke Ibu Kota Rakhine State dan di situ saya akan meresmikan dua sekolah baru yang dibangun oleh masyarakat Indonesia," papar dia.

Retno menyebutkan, Indonesia sudah memiliki enam sekolah.

Sekolah Indonesia ini tidak hanya untuk komunitas Muslim, tetapi juga untuk komunitas Hindu.

"Kami berusaha sekali lagi membantu membangun toleransi dan harmoni dari akar rumput bahwa perbedaan itu tidak ada masalah," ujarnya.

Retno mengatakan, pada hari ini sudah mengikuti "Senior Official Meeting"(SOM).

"Dari pertemuan dengan beberapa menteri luar negeri dan ketua delegasi serta saya juga bertemu dengan Sekjen OKI Dr Yousef Bin Ahmad Al-Othaimeen kurang lebihnya mereka setuju dengan pendekatan konstruktif dalam menyelesaikan isu Rohingnya dan mereka berharap banyak terhadap peran Indonesia yang sudah demikian besar dalam menyelesaikan isu Rakhine State," kata Rohingya.

Ia mengungkapkan, hasil pertemuan OKI akan disampaikan kepada Myanmar.

Indonesia akan berupaya memainkan peranan sebagai jembatan terhadap siapa saja yang memerlukan karena sudah melakukan banyak hal di Myanmar.

"Kami siap membantu masyarakat Muslim dan membantu Myanmar menyelesaikan masalah itu. Karena itu, selain bantuan kemanusiaan kami juga sudah sampaikan ke Myanmar untuk kerja sama dalam pelatihan polisi, berbagi pengalaman militer kita ke militer Myanmar, dialog antar-iman (interfaith), saya sudah bicara dengan meneteri Uni Emirat Arab untuk membahas masalah ini," papar Retno.

Terkait pengungsi Rohingnya yang menyeberang ke Bangladesh, Retno mengatakan, hal tersebut sudah dibahas saat utusan Myanmar berkunjung ke Bangladesh.

"Jadi pengiriman utusan khusus itu juga tindak lanjut hasil pertemuan saya dengan Aung San Su Kyi, dan setelah itu saya terbang ke Bangladesh. Apakah memungkinkan Myanmar mengirimkan 'special envoy' untuk bicara dengan Bangladesh. Di Bangladesh juga saya sampaikan. Akhirnya terjadi pengiriman 'State Councelor' ke Dhaka membahas masalah penyeberangan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Nasional
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com