Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Luhut Pandjaitan dan Martabak Anak Presiden

Kompas.com - 24/07/2016, 15:40 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

TOBA SAMOSIR, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan punya kisah tersendiri soal martabak Markobar yang dirintis putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming.

Saat bicara di depan ratusan siswa SMA Unggul Del, Laguboti, Toba Samosir,  Sabtu (23/7/2016), Luhut menceritakan salah satu pengalamannya bertemu Gibran.

Pada bulan puasa lalu, Luhut diundang Presiden untuk buka puasa bersama. Gibran ikut hadir mendampingi sang ayah. Setelah bersalaman dengan beberapa tamu, giliran Gibran menghampiri Luhut.

Dia memberi salam dan berbincang sebentar. Tidak banyak yang mereka bicarakan, bukan soal politik. Mereka bicara soal martabak.

Luhut bertanya soal perkembangan bisnis martabak yang sedang dirintis Gibran serta soal rencana merambah bisnis baru di luar kuliner.

"Bulan puasa yang lalu, saya buka bersama dengan Presiden. Gibran datang. Saya tanya, 'Bran, bisnisnya bagaimana? Akan tambah bisnis baru?' Terus dia bilang, 'Saya bisnis katering dan martabak saja. Tidak mau aneh-aneh," ujar Luhut.

Jawaban Gibran sontak membuat Luhut heran. Anak seorang Presiden tidak mau memanfaatkan jabatan bapaknya untuk meraup keuntungan.

Menurut Luhut, tidak mudah menemui anak muda yang mau berdikari, berdiri di atas kaki sendiri. Setelah pertemuan itu, ke mana pun pergi, Luhut selalu bercerita tentang usaha martabak Gibran. Bahkan ketika Luhut sedang melakukan perjalanan ke luar negeri.

Sekarang, kata Luhut, sudah tidak zamannya lagi seorang pejabat memanfaatkan jabatannya untuk jalan mudah keluarga.

"Saya sering bicara soal martabaknya Gibran. Saat saya bicara di luar negeri. Saya bilang ke mereka anak presiden Indonesia punya usaha sendiri, bikin pancake," kata Luhut, membuat orang-orang di seluruh ruangan tertawa mendengar kata pancake.

"Ya kalau kita bilangnya kan martabak. Kalau orang luar negeri mana ngerti martabak. Ya saya sebut saja pancake," tambah Luhut.

Setiap berbicara di depan anak-anak muda, Luhut selalu menekankan tentang kesederhanaan dan kemandirian. Menurut dia, anak muda harus bisa berusaha agar berkembang dengan kemampuannya.

Luhut mengatakan, saat ini sektor perekonomian di Indonesia sedang berkembang. Pemerintah membuka seluas-luasnya kesempatan bagi siapa pun untuk membuka usaha. Tugas pemerintah, kata Luhut, menjaga iklim investasi dan bisnis berjalan sesuai dengan peraturan hukum di Indonesia.

Luhut menuturkan, ketidakteraturan dan kepatuhan hukum menjadi faktor utama terhambatnya pembangunan, kesejahteraan, dan kemiskinan.

"Selama ini, masalah kemiskinan dan terhambatnya pembangunan muncul karena ketidakteraturan dan tidak disiplin. Karena tidak teratur, ya banyak orang bisa macam-macam," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Komisi I DPR Yakin RUU TNI Tak Bangkitkan Dwifungsi ABRI

Anggota Komisi I DPR Yakin RUU TNI Tak Bangkitkan Dwifungsi ABRI

Nasional
Bertemu Menhan AS, Prabowo: Saya Apresiasi Dukungan AS Dalam Modernisasi Alutsista TNI

Bertemu Menhan AS, Prabowo: Saya Apresiasi Dukungan AS Dalam Modernisasi Alutsista TNI

Nasional
Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Nasional
Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Nasional
Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Nasional
Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Nasional
PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

Nasional
Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Nasional
Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Nasional
MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Nasional
Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Nasional
Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Nasional
Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Nasional
Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com