Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kegaduhan "Teman Ahok", Ruhut Sebut Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu

Kompas.com - 22/06/2016, 21:05 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul angkat bicara soal tekanan untuk "Teman Ahok" belakangan ini. Komunitas relawan pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok itu diserang berbagai isu.

Mulai dari adanya beberapa orang eks anggota "Teman Ahok" yang mengaku curang saat mengumpulkan KTP dukungan untuk Ahok hingga beredarnya pesan singkat yang membeberkan komponen biaya komunitas relawan "Teman Ahok".

Dalam pesan singkat yang tersebar itu, disebut biaya yang tidak dicantumkan dalam laporan keuangan "Teman Ahok" mencapai Rp 12 miliar. Jumlah itu untuk membiayai segala kebutuhan pengumpulan foto KTP dukungan selama setahun.

Ia mengaku tak ambil pusing dan menganggap isu tersebut digulirkan hanya untuk merusak citra Teman Ahok.

"Disusupi, cari-cari duit, apalah. Tapi itu kan "Teman Ahok", bukan Ahok. Cagub kan Ahok, bukan "Teman Ahok"," ujar Ruhut di bilangan Ragunan, Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Ia pun membantah internal pendukung Ahok retak. "Oh kami solid kok. Itu mungkin satu atau dua orang. Disusupi saja. Karena semakin tinggi pohon, semakin kencang angin berhembus," sambung dia.

(Baca: "Teman Ahok" Jawab Isu Pengeluaran Biaya hingga Rp 12 Miliar Setahun)

Ruhut pun memilih tak ambil pusing terhadap isu tersebut. Yang penting, kata Ruhut, Ahok tetap sosok yang bersih. "Biarin saja. Anjing mengonggong kafilah berlalu," kata dia.

berikut komponen biaya yang tersebar melalui pesan singkat:

Komponen biaya yang tidak dimasukkan dalam laporan keuangan Teman Ahok.

1. Honor PJ Posko: @ Rp. 2.500.000 x 153 posko = Rp. 382.000.000,- per bulan
2. Koordinator Posko: @ Rp. 500.000 x 153 PJ Posko = Rp. 76.500.000,- per bulan.

Total: Rp. 459.000.000,- per bulan
Total 1 Tahun: Rp. 459.000.000 x 12 bulan = Rp. 5.508.000.000,-

3. Biaya distribusi Koran TA : @Rp. 350.000,- x 2 terbitan x 153 Posko = Rp. 107.100.000,-
4. Biaya Cetak Koran TA: @Rp. 1600 x 200.000 eksemplar = Rp. 320.000.000,-
5. Pengadaan Laptop: @Rp. 5.000.000 x 40 unit = Rp. 200.000.000,-
6. Pengadaan Printer: @Rp. 700.000 x 153 unit = Rp. 107.100.000,-
7. Pengadaan HP: @Rp. 2.000.000 x 46 unit = Rp. 92.000.000,-
8. Biaya Cetak Spanduk: @Rp. 100.000 x 500 buah = Rp. 50.000.000,-
9. Biaya Cetak Sticker: @Rp. 100 x 1.000.000 buah= Rp. 200.000.000,-
10. Biaya Pengadaan Seragam: @Rp. 100.000 x 500 org relawan = Rp. 50.000.000,-
Total: Rp.1.126.200.000,-

Total Komponen biaya yang tidak dimasukkan dalam laporan Keuangan Teman Ahok: Rp. 5.508.000.000 + 1.126.200.000,- = Rp. 6.634.200.000,-

Klaim Catatan Laporan Keuangan Pengeluaran Teman Ahok Periode Juni 2015 sampai Desember 2015 yang dipublikasikan di situs www.temanahok.com tercatat sejumlah Rp. 2.984.487.838,-

Jika apa yang kami hitung tersebut ditambahkan dengan apa yang dituliskan dalam situs www.temanahok.com dalam periode penghitungan mulai Juni 2015 s/d Desember 2015 (6 Bulan) adalah Rp. 6.634.200.000,- + Rp. 2.984.487.838,- = Rp. 9.618.687.838,-

Tetapi jika di penghitungan laporan keuangan www.temanahok.com dihitung selama 12 bulan (Juni 2015 s/d Juni 2016) dengan asumsi dan kecenderungan pengeluaran serupa dengan 6 bulan pertama maka perkiraan total pengeluaran adalah : 6.634.200.000,- + Rp. 2.984.487.838,- (Juni s/d Desember 2015) + Rp. 2.984.487.838,- (asumsi kecenderungan pengeluaran Jan 2016 s/d Juni 2016) menjadi TOTAL Rp. 12.603.175.676.

(Baca: Pengumpul Data KTP "Teman Ahok" Mengaku Lakukan Kecurangan)

Juru bicara "Teman Ahok" Amalia Ayuningtyas menyebut hal tersebut sebagai fitnah lucu. Menurut dia, perkiraan biaya tersebut dibuat oleh ormas yang mendukung para penanggung jawab yang dipecat "Teman Ahok" karena mencurangi data KTP.

"Dari informasi yang kami terima ini bahkan dibuatkan oleh perkiraan ormas yang mempolitisasi mereka. Mari kita tengok sejenak, perkiraan mereka. Berikut penjelasan kami, yang kami confirm dari data keuangan," tulis Amalia di websitetemanahok.com, Rabu (22/6/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com