JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid dipanggil oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara, Selasa (24/5/2016).
Nusron ditegur Presiden terkait delapan Tenaga Kerja Indonesia di Korea Selatan yang bergabung dengan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Saya dipanggil Pak Presiden tolong itu dipantau khusus, jangan sampai terulang. Kasarnya saya ditegur lah agar lebih ketat pembinaan teman-teman TKI di sana," kata Nusron, seusai menemui Presiden.
Nusron mengatakan, delapan TKI yang bekerja di pabrik itu bisa terdeteksi bergabung ke ISIS karena mengikuti pengajian yang digelar oleh kelompok tersebut.
Saat diwawancarai oleh BNP2TKI, mereka mengakui hendak mati syahid di medan perang. Semua WNI itu saat ini sudah dideportasi sejak sebulan yang lalu.
Mereka berasal dari sejumlah wilayah di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Meski kedelapan TKI sudah dipulangkan, namun Presiden tetap memandang persoalan ini sebagai hal yang serius dan tak boleh terjadi lagi ke depannya.
"Lebih baik jangan sampai terinfiltrasi ikutan gerakan pengajian yang aneh-aneh itu," ucap Nusron.
Untuk mencegah kejadian serupa terulang, BNP2TKI akan memberikan pembekalan lahir dan batin kepada TKI yang akan diberangkatkan, termasuk mengenai ajaran Islam.
Di negara tujuan, BNP2TKI juga akan terus melakukan workshop kepada TKI sebagai upaya deradikalisasi.
Dalam upaya penegakan hukum, BNP2TKI akan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Datasemen Khusus Antiteror 88.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.