Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Harus Menulis...

Kompas.com - 14/04/2016, 22:08 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi yang dialami oleh kaum perempuan Indonesia saat ini memang sudah jauh lebih baik dengan kondisi yang harus dihadapi perempuan pada zaman Kartini masih hidup.

Saat ini, kaum perempuan dinilai lebih mudah menikmati akses terhadap pendidikan. Angka perempuan buta huruf jauh berkurang setiap tahun.

Namun, dari sisi intelektualitas, kaum perempuan dinilai belum banyak memberikan kontribusi berupa gagasan terhadap kemajuan masyarakat.

Mantan Ketua Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Saparinah Sadli menekankan bahwa kaum perempuan saat ini harus lebih banyak menuangkan pikiran dan gagasannya melalui tulisan.

"Perempuan harus menulis. Untuk menyebarkan gagasan seperti yang dilakukan oleh Kartini. Itu pentingnya menulis untuk menuangkan pikiran," ujar Saparinah, dalam diskusi bulanan Penerbit Buku Kompas, di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (14/4/2016).

Ia menuturkan, saat ini belum banyak perempuan yang mengikuti jejak Kartini dalam berpendapat melalui tulisan.

Pada abad 19, Kartini banyak memberikan kritik terhadap kondisi sosial masyarakat. Ketika itu perempuan selalu ditempatkan dan diperlakukan tidak setara dengan kaum laki-laki.

Beberapa hal yang selalu ditentang oleh Kartini adalah soal perkawinan anak di bawah umur dan poligami. Itu bisa dilihat dari sejumlah surat yang ditulis oleh Kartini.

Lebih lanjut ia menjelaskan, kaum perempuan harus berani mengemukakan gagasannya untuk memberikan pemikiran alternatif yang selama ini lebih didominasi oleh kaum laki-laki.

Sementara, kaum perempuan juga seharusnya bisa memberikan kontribusi terhadap proses mencerdaskan bangsa.

"Apa yang ditulis oleh Kartini dulu, memberikan inspirasi bagi orang lain hingga saat ini," ucap Saparinah.

Selain itu ia juga mengingatkan bahwa perempuan Indonesia harus menjadi ujung tombak budaya membaca.

Ia mencontohkan, Kartini, dengan umur semuda itu, mampu melahirkan ide-ide cemerlang hanya dengan membaca buku-buku yang diberikan oleh ayahnya.

"Pada zaman itu, perempuan Jawa tidak sebebas seperti sekarang jika keluar rumah. Kartini jarang keluar rumah tapi banyak membaca. Ayahnya membelikan banyak buku," kata Saparinah.

Kompas TV Kisah Perempuan Poso Penggagas Perdamaian
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Nasional
Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Nasional
Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Nasional
Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Nasional
Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

Nasional
Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com