Belakangan, surat itu beredar di kalangan pengurus Dewan Pimpinan Daerah tingkat I dan II Golkar.
Poin nomor dua surat tersebut menyebutkan bahwa Ade Komarudin tidak akan mencalonkan diri sebagai calon ketua umum Golkar sebelum kepengurusan Golkar Munas Bali berakhir pada tahun 2019.
"Saya disodorin dan saya tidak baca, pokoknya saya teken," kata Ade di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/3/2016).
Ade mengaku tak membaca surat itu karena sebelumnya dalam rapat terbatas sudah ada kesepakatan agar ia tidak menginisiasi munas sebagai syarat penunjukannya sebagai ketua DPR.
Setelah rapat, dia dipanggil oleh Nurdin Halid ke dalam sebuah ruangan untuk menandatangani surat perjanjian.
Dalam ruangan itu ada Aburizal, Idrus Marham, dan Setya Novanto.
Dia mengira surat perjanjian itu hanya berisi kesepakatan untuk tidak menginisiasi munas sehingga dia langsung menandatanganinya.
"Pak Ical sampai nanya, 'Kok enggak dibaca?' Saya jawab, 'Buat apa, saya kan sudah oke. Saya percaya Abang'," kata Ade, menirukan percakapannya saat itu.
Ade pun mengaku tak tahu apakah surat perjanjian yang kini beredar asli atau tidak.
Dia tidak mau pusing soal surat itu dan akan tetap fokus menghadapi pencalonannya sebagai ketua umum Golkar.
"Saya enggak mau peduli juga (dengan kebenaran surat itu)," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.