JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman menilai, Presiden Joko Widodo sudah cukup tegas dalam memberikan arahan kepada jajarannya di Kabinet Kerja.
Menurut dia, silang pendapat antarmenteri yang muncul ke publik karena faktor kekhilafan para menteri.
"Barangkali sebagai manusia terjebak dalam situasi media sosial itu manusiawi. Tapi alangkah eloknya (perdebatan) diselesaikan internal, (bicara di) media sosial (cukup) hal-hal informal," ujar Irman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (4/3/2016).
Irman tak tidak terlalu mempersoalkan terjadinya silang pendapat itu. Bagi dia, sepanjang perdebatan yang dilakukan mampu memberikan hasil positif di dalam proses perumusan kebijakan dan kinerja, maka hal itu sah-sah saja dilakukan.
Kendati demikian, Irman meminta, agar menteri tak hanya sekedar berdebat, tanpa mampu menghasilkan kerja nyata. (baca: Zulkifli Anggap Kegaduhan Kabinet Kurangi Wibawa Jokowi)
"Rakyat itu menginginkan hasilnya, bukan perdebatannya," ujarnya.
Presiden Joko Widodo sebelumnya berulang kali meminta menteri-menterinya tidak menunjukkan perbedaan pendapat di ruang publik. Hal ini untuk menghindari kegaduhan. (Baca: Soal Kegaduhan di Internal Kabinet, Jokowi Diminta Belajar dari SBY)
Kegaduhan di internal kabinet dikhawatirkan mengikis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan dikhawatirkan berdampak negatif untuk iklim investasi nasional.
Pada sejumlah kesempatan, Jokowi selalu menekankan pentingnya soliditas kabinet. Pelaksanaan program akan cepat terealisasi jika para menteri saling mendukung.
(Baca: Jokowi Bakal Evaluasi Menteri yang Sering Bikin "Rame" di Ruang Publik)
Kenyataannya, instruksi Presiden itu belum dilaksanakan penuh oleh menteri-menterinya. Masih ada saja pembantu Presiden yang saling kritik dan saling sindir di ruang publik.
Catatan Kompas, setidaknya ada sejumlah silang pendapat di kabinet.
1. Proyek pembangkit listrik 35.000 MW
Beda pendapat antara Menteri ESDM Sudirman Said dan Menko Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli.
Rizal menganggap proyek tersebut tidak realistis. Rizal juga menyebut perubahan target dari 35.000 MW menjadi 16.000 MW.
Sebaliknya, Sudirman tetap optimistis proyek tersebut bisa diwujudkan.
2. Perpanjangan kontrak Freeport
Beda pendapat antara Sudirman Said dan Rizal Ramli. Sudirman menyebut pemerintah sudah merestui perpanjangan kontrak Freeport.
Sementara itu, Rizal mengatakan, perpanjangan kontrak Freeport belum dibahas.
3. Impor beras
Beda pendapat antara Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong.
Andi mengatakan, selama setahun kepemimpinannya di bidang pertanian, Indonesia tidak lagi mengimpor beras.
Namun, Thomas mengatakan, pemerintah masih melakukan proses negosiasi terkait rencana impor beras dari Vietnam dan Thailand.
4. Kereta cepat
Beda pendapat antara Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Rini mendorong percepatan proyek. Namun, Jonan berusaha menjaga agar tidak ada hal yang dilanggar terkait perizinan yang belum jelas dari proyek ini.
5. Blok Masela
Beda pendapat antara Sudirman dan Rizal. Sudirman mendukung kilang gas Masela terapung di laut.
Sementara itu, Rizal menginginkan pembangunan kilang gas di darat karena lebih murah dan memberi dampak ekonomi besar bagi masyarakat Maluku.
6. Garuda Indonesia
Polemik antara Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Marwan Jafar dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung terkait pernyataan Marwan yang meminta direksi Garuda Indonesia diganti karena dinilai mengecewakan.
Pramono kemudian menyindir lewat media sosial bahwa masih ada pejabat yang minta dilayani berlebihan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.