Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penyelundupan Orang, dari Terdampar di NTT Sampai Buang Paspor...

Kompas.com - 18/02/2016, 13:51 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri meringkus warga negara Bangladesh berinisial MA, pekan lalu.

MA adalah satu dari lima orang yang dimasukkan dalam daftar pencarian orang oleh Polres Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, atas perkara penyelundupan manusia atau 'people smuggling'.

Adapun, empat DPO lainnya telah ditangkap sebelumnya.

Mereka masing-masing berinisial TK warga negara Bangladesh, S warga negara Sri Lanka, AY dan AL warga negara Indonesia.

"Betul, DPO terakhir kami tangkap di Puncak, Bogor, Jawa Barat, 13 Februari 2016 yang lalu. Dengan demikian, seluruh DPO dalam kasus itu tertangkap seluruhnya," ujar Kepala Subdirektorat III Dittipidum Bareskrim Polri Kombes (Pol) Umar Surya Fana di kantornya, Kamis (18/2/2016).

Tujuan ke Australia, terdampar di NTT

Pengungkapan kasus ini berawal dari terdamparnya 65 imigran dari berbagai negara di Timur Tengah dan Asia Barat di wilayah Rote Ndao, NTT.

Setelah diperiksa polisi setempat, terungkap bahwa mereka berencana mencari suaka ke Australia menggunakan jalur laut.

Namun, oleh militer Australia, kapal mereka dihadang dan diusir dari perairan. Para imigran itu pun mengubah tujuannya ke Selandia Baru.

Nahas, di tengah jalan mereka kehabisan logistik dan akhirnya terdampar di Pulau Flores, NTT.

"Setelah diperiksa polisi setempat, diketahui bahwa mereka merupakan korban people smuggling (penyelundupan manusia). Maka dibuatlah laporan di Polres Rote Ndao," ujar Umar.

Tidak lama kemudian, Polres Rote Ndao menetapkan lima orang tersangka sekaligus memasukkannya ke dalam daftar pencarian orang.

Penangkapan MA merupakan akhir dari pengungkapan perkara ini.

Modus membantu korban

Umar menjelaskan, masing-masing tersangka memiliki peran. MA merupakan koordinator pencari suaka dari negara Bangladesh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Duga Korupsi Bansos Presiden Rugikan Negara Lebih dari Rp 50 Miliar

KPK Duga Korupsi Bansos Presiden Rugikan Negara Lebih dari Rp 50 Miliar

Nasional
Jadi Tersangka Korupsi, Eks Sestama Basarnas Mundur dari Kepala Baguna PDI-P

Jadi Tersangka Korupsi, Eks Sestama Basarnas Mundur dari Kepala Baguna PDI-P

Nasional
KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

Nasional
PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

Nasional
Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Nasional
KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

Nasional
PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

Nasional
KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

Nasional
Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Nasional
Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi 'Online' Bisa Dipidana

Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi "Online" Bisa Dipidana

Nasional
Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Satgas Kantongi Identitas Pemain Judi Online, Bandar Belum Jadi Prioritas

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

Nasional
Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Nasional
Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi 'Online'

Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi "Online"

Nasional
Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com