Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jaksa Masuk Desa

Kompas.com - 15/02/2016, 03:15 WIB

Hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas. Keadilan sulit diraih rakyat kecil. Itulah bayangan umum masyarakat soal penegakan dan layanan hukum.

Bahkan, setelah reformasi berjalan 18 tahun, rakyat masih harus berunjuk rasa untuk menuntut hak mereka.

Padahal, pada 1981, pernah dilakukan program kerakyatan Jaksa Masuk Desa dengan mendatangi rakyat kecil agar paham dan tidak takut mengadukan perkara hukum yang dihadapi.

Dalam beberapa tahun, sejak diluncurkan, sudah 9.000 desa yang mendapat pelayanan Jaksa Masuk Desa.

Sejarawan alumnus Universitas Diponegoro, Semarang, Bonnie Triyana, di Jakarta, Selasa (9/2), mengatakan, pada Hari Bhakti Adhyaksa, 22 Juli 1981, Jaksa Agung Ismail Saleh meluncurkan program Jaksa Masuk Desa.

"Jaksa Masuk Desa bertujuan memberi pemerataan kesempatan memperoleh keadilan melalui bantuan hukum dan konsultasi bagi golongan tidak mampu di pedesaan," kata Bonnie.

Bonnie menerangkan, dalam temuan di majalah internal Kejagung, Pembinaan, Jaksa Agung Ismail Saleh menegaskan, program Jaksa Masuk Desa bukan untuk menampung perkara, apalagi mencari-cari perkara.

Memang dalam penelusuran arsip Kompas tahun 1981 terlihat betapa gebrakan Jaksa Masuk Desa mendapat perhatian publik.

Pada edisi Sabtu (28/2/1981), Ismail Saleh menyatakan, seorang jaksa harus menjadi penegak hukum yang disegani, bukan ditakuti. Jaksa juga harus dipatuhi, bukan dibenci.

Harian Kompas pada 30 Maret 1980 menulis janji Jaksa Agung Ismail Saleh, Jaksa Masuk Desa harus menjadi gerakan massa sejak Juli 1980.

"Jadikanlah Hari Bhakti Adhyaksa mendatang kembali ke desa", kata Ismail Saleh di depan kepala kejaksaan tinggi se-Indonesia.

Dia meyakini, jika masyarakat desa memiliki kesadaran hukum yang tinggi, penegakan hukum akan menjadi lebih cepat berjalan sehingga jumlah kejahatan pun dapat menurun.

Jaksa Agung juga melibatkan mahasiswa fakultas hukum perguruan tinggi dalam program penyuluhan tersebut.

Penyuluhan hukum adalah hal penting dan mendasar. Jaksa diharuskan mampu menyelami persoalan masyarakat bawah di desa dan pelosok Indonesia.

Tajuk Rencana Kompas edisi 11 Maret 1982 menyebutkan Ismail Saleh sebagai "... salah seorang pejabat yang menyandang setiap jabatan yang dipercayakan kepadanya dengan sungguh-sungguh, berdedikasi dan penuh tanggung jawab".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tren Ubah Aturan Hukum demi Menjaga Kekuasaan Diprediksi Bakal Terulang

Tren Ubah Aturan Hukum demi Menjaga Kekuasaan Diprediksi Bakal Terulang

Nasional
Putusan MA Dianggap 'Deal' Agenda Politik Jokowi Jelang Akhir Jabatan

Putusan MA Dianggap "Deal" Agenda Politik Jokowi Jelang Akhir Jabatan

Nasional
Aturan Pengawasan PPNS di RUU Polri Dianggap Hambat Kerja Penyidik KPK hingga Kejagung

Aturan Pengawasan PPNS di RUU Polri Dianggap Hambat Kerja Penyidik KPK hingga Kejagung

Nasional
Tangkap Buron Paling Dicari Thailand, Polri Minta Timbal Balik Dibantu Ringkus Fredy Pratama

Tangkap Buron Paling Dicari Thailand, Polri Minta Timbal Balik Dibantu Ringkus Fredy Pratama

Nasional
Buron Paling Dicari, Chaowalit Thongduang, Bikin Rakyat Thailand Tak Percaya Polisi

Buron Paling Dicari, Chaowalit Thongduang, Bikin Rakyat Thailand Tak Percaya Polisi

Nasional
Pilih Kabur ke Aceh, Chaowalit Buron Nomor 1 Thailand Merasa Mirip Orang Indonesia

Pilih Kabur ke Aceh, Chaowalit Buron Nomor 1 Thailand Merasa Mirip Orang Indonesia

Nasional
37 Warga Makassar yang Ditangkap karena Visa Haji Palsu Ditahan, 3 Diperiksa Kejaksaan

37 Warga Makassar yang Ditangkap karena Visa Haji Palsu Ditahan, 3 Diperiksa Kejaksaan

Nasional
Polisi Periksa 8 WNI Usai Tangkap Chaowalit Si Buron Nomor 1 Thailand, dari Ojol hingga Agen Sewa Kapal

Polisi Periksa 8 WNI Usai Tangkap Chaowalit Si Buron Nomor 1 Thailand, dari Ojol hingga Agen Sewa Kapal

Nasional
7 Bulan Kabur ke Indonesia, Buronan Thailand Nyamar jadi Warga Aceh dan Bikin KTP Palsu

7 Bulan Kabur ke Indonesia, Buronan Thailand Nyamar jadi Warga Aceh dan Bikin KTP Palsu

Nasional
Tak Setuju Perpanjangan Bansos Disebut Cawe-cawe, Dasco: Kecurigaan Tak Beralasan

Tak Setuju Perpanjangan Bansos Disebut Cawe-cawe, Dasco: Kecurigaan Tak Beralasan

Nasional
Tapera Dikhawatirkan Jadi Ladang Korupsi seperti Jiwasraya dan Asabri

Tapera Dikhawatirkan Jadi Ladang Korupsi seperti Jiwasraya dan Asabri

Nasional
Permintaan Otoritas Thailand, Chaowalit Si Buron Nomor 1 Tak Ditampilkan Saat Jumpa Pers

Permintaan Otoritas Thailand, Chaowalit Si Buron Nomor 1 Tak Ditampilkan Saat Jumpa Pers

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas, Menteri LHK: Mereka kan Punya Sayap Bisnis

Soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas, Menteri LHK: Mereka kan Punya Sayap Bisnis

Nasional
Bantah Bagi-bagi Kue dengan Izinkan Ormas Kelola Pertambangan, Menteri LHK: Ayo Lihat Dasarnya...

Bantah Bagi-bagi Kue dengan Izinkan Ormas Kelola Pertambangan, Menteri LHK: Ayo Lihat Dasarnya...

Nasional
Kewenangan Polri Blokir-Batasi Akses Internet Dianggap Langgar Hak Mendapat Informasi

Kewenangan Polri Blokir-Batasi Akses Internet Dianggap Langgar Hak Mendapat Informasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com