Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misbakhun Yakin Jokowi Capai Target meski Hadapi Warisan SBY

Kompas.com - 09/11/2015, 11:11 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi XI DPR Muhammad Misbakhun optimistis Presiden Joko Widodo mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional 7 persen.

Namun, target 7 persen itu membutuhkan waktu lebih dari satu tahun pemerintahan. Sebab, peninggalan Presiden ke-5 RI Susilo Bambang Yudhoyono, pertumbuhan ekonomi hanya 5,1 persen atau meleset dari target 5,5 persen dalam APBN Perubahan 2014.

Kalau dapat warisan pertumbuhan ekonomi 5 persen dengan tren terus menurun, maka membuat melompat menjadi 7 persen pada tahun awal pemerintahan itu mustahil,” kata Misbakhun dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/11/2015).

Hal itu disampaikan Misbakhun untuk menanggapi serangan ke Jokowi yang dianggap terlalu muluk-muluk mengumbar janji bakal bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen.

Banyak pihak, kata dia, bahkan meragukan Jokowi bisa melampaui kinerja SBY. (Baca: BI: Pertumbuhan Ekonomi Meningkat Hingga Kuartal IV 2015)

Misbakhun mengatakan, tantangan bagi pemerintahan Jokowi memang tak mudah. Misalnya, Jokowi harus start dengan APBN yang disusun oleh pemerintahan sebelumnya.

Begitu memimpin pemerintahan, Jokowi juga harus menyusun ulang APBN 2015 menjadi APBN Perubahan 2015. (Baca: Ekonomi Melemah, Konsumen Indonesia Tetap Optimistis)

RAPBN-P 2015 yang diajukan Januari 2015 baru disetujui Februari. Selanjutnya, pemerintahan Jokowi membuat kebijakan fiskal yang berbeda di APBN Perubahan 2015.

Usulan pemerintah Jokowi kala itu adalah memperbesar ruang fiskal dan menggenjot belanja modal infrastruktur.

“Dalam situasi sektor swasta mengalami pelambatan, maka pertumbuhan didorong oleh belanja modal infrastruktur pemerintah,” ucap Misbakhun.

Politisi Golkar ini merinci, pertumbuhan ekonomi kuartal I memang anjlok ke 4,7 persen. Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi kuartal II juga tergerus menjadi 4,67 persen. (Baca: Ekonomi Hanya Tumbuh 4,73 Persen, JK Akui Tak Sesuai Harapan)

Namun, pada kuartal III, ternyata angkanya menanjak menjadi 4,73 persen. Meski kenaikannya tak seberapa, tetapi Misbakhun menilainya sebagai catatan positif. Sebab, pertumbuhan ekonomi memang tak bisa dipaksa melompat dengan kondisi saat ini.

“Kondisi global sedang melambat. Regional juga ke imbasnya,” tambah dia.

Misbakhun menambahkan, tim ekonomi pemerintahan Jokowi pada awalnya memang harus membuat tren penurunan menjadi melandai. Tahap berikutnya adalah menaikkannya secara perlahan.

“Saat ini tren penurunan pertumbuhan ekonomi sudah bisa diatasi dengan baik oleh tim ekonomi. Langkah berikutnya bertahap menaikkannya,” paparnya.

Misbakhun bahkan menyebut pemerintahan saat ini mulai bisa mengatasi persoalan quatro defisit pada APBN sebelumnya, yakni defisit perdagangan, defisit transaksi berjalan, defisit neraca pembayaran, dan defisit anggaran.

Dengan tim ekonomi pemerintahan saat ini, Misbakhun meyakini bahwa Jokowi bakal bisa memenuhi janji-janji kampanyenya.

Terlebih, masih ada sisa waktu empat tahun lagi bagi pemerintahan Jokowi.

Misbakhun juga mengajak publik lebih obyektif dalam menilai kinerja ekonomi pemerintah. Menurut dia, saat ini masih banyak yang terjebak pada nuansa pertarungan saat pemilihan presiden 2014.

“Obyektivitas penting untuk memberikan apresiasi kepada tim ekonomi Presiden Jokowi yang  cukup sukses menahan tren penurunan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Nasional
Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Nasional
Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Nasional
Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Nasional
PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

Nasional
Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Nasional
Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Nasional
MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

MA Persilakan KY Dalami Putusan Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Tingkatkan Pelayanan, Pertamina Patra Niaga Integrasikan Sistem Per 1 Juni 2024

Nasional
Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Politik Belah Bambu, PDI-P Bantah Tudingan Projo yang Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Nasional
Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Narasi Anak Muda Maju Pilkada Usai Putusan MA Dianggap Cuma Pemanis

Nasional
Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Putusan MA Dianggap Pragmatisme Politik Jokowi demi Kaesang

Nasional
Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Prabowo Minta AS dan China Bijak supaya Tak Bawa Bencana

Nasional
Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

Putusan MA Dianggap Semakin Menggerus Rasa Keadilan Masyarakat

Nasional
Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Prabowo Serukan Investigasi Komprehensif Atas Peristiwa yang Terjadi di Rafah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com