Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perjalanan Gus Dur ke Amerika Serikat

Kompas.com - 27/10/2015, 15:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Senin, 26 Oktober 2015, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Bara Hasibuan, Ketua Umum Pemuda Katolik 2015-2018 Karolin Margaret Natasa, dan Ketua Umum Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia 2013-2015 Lidya Natalia berada di lantai 9 Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Banyak hal dibicarakan mereka menyangkut masalah persoalan bangsa saat ini, termasuk bencana asap dan kelesuan ekonomi di Indonesia. Menjelang pertemuan selama tiga jam itu berakhir, pembicaraan beralih ke berita kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat.

Kemudian, pembicaraan melompat ke kisah perjalanan Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, ke AS dan Jepang sejak 11 sampai 15 November 1999. Perjalanan terjadi sekitar dua pekan setelah Gus Dur dilantik menjadi Presiden.

Ketika pembicaraan soal kunjungan Jokowi ke AS, suasananya serius dan ada sejumlah kritik keras.

Tatkala berkisah perjalanan Gus Dur ke Washington DC, New York, dan Salt Lake City, Utah, banyak diselingi tawa dan senyum bercampur beberapa kritik lunak dari orang-orang yang hadir di ruang kerja Ketua MPR tersebut.

Kunjungan Gus Dur ke AS tersebut didahului dengan kunjungan Presiden ke-4 RI itu ke delapan negara di Asia Tenggara.

Dalam perjalanan sekitar empat hari itu (6-9 November 1999), Gus Dur mengunjungi Singapura, Malaysia, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, dan Filipina.

Dua hari setelah kembali dari perjalanan ke delapan negara Asia Tenggara, Gus Dur pada Rabu pagi, 10 November 1999, terbang ke Washington DC dengan pesawat komersial dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.

Puluhan wartawan ikut dalam penerbangan ini, di antaranya Wahyu Moeryadi dari majalah Tempo yang saat itu bukan anggota kelompok wartawan Istana Kepresidenan.

Beberapa wartawan Istana mempertanyakan kehadiran Wahyu yang datang dengan pakaian seadanya dan sepatu sandal. Para wartawan Istana merasa terusik dengan kehadiran Wahyu.

"Siapa sih ini, pakaiannya kok seperti itu," celetuk wartawati yang bertahun-tahun menjadi wartawan Istana.

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto sampai BJ Habibie, para wartawan Istana diharuskan mengenakan pakaian rapi berupa setelan jas, dasi, atau batik.

Setelah kembali ke Jakarta dari perjalanan di AS, Gus Dur mengangkat Wahyu jadi Kepala Protokol Istana.

Banyak cerita lucu tentang Wahyu jadi protokol Istana yang membuat Zulkifli Hasan, Bara, Karolin, dan Lidya tertawa terbahak-bahak.

Di Ruang Oval

Tawa terbahak-bahak semakin menjadi-jadi ketika dikisahkan kembali pertemuan Gus Dur dengan Presiden AS (waktu itu) Bill Clinton di Gedung Putih, Washington DC, Jumat, 12 November 1999.

Gus Dur tiba di Gedung Putih terlambat sekitar setengah jam dari jadwal yang ditentukan. Keterlambatan ini menjadi bahan pembicaraan tidak sedap para wartawan Gedung Putih.

Ketika itu, Gus Dur datang terlambat karena harus menerima para pemuda asal Aceh di Water Gate Hotel, Washington.

Namun, ketika Gus Dur tiba, para wartawan Gedung Putih berubah sikap. Mereka jadi riang gembira. "Great, great," kata seorang wartawan berambut pirang usia di atas 50 tahun itu.

Situasi semakin meriah ketika Gus Dur dan Clinton memberi keterangan pers di Ruang Oval. Suara tawa yang berderai-derai memenuhi ruang yang dihiasi deretan buku-buku tebal saat itu.

Jawaban Gus Dur atas pertanyaan mengenai masalah toleransi dan kehidupan antar-agama di Indonesia membuat para wartawan antusias untuk terus bertanya.

Gus Dur bicara langsung dalam bahasa Inggris, Perancis, Spanyol, dan Belanda saat itu.

"Kerukunan beragama di Indonesia ini bisa saya ibaratkan olahraga sepak bola antara Kristen dan Islam," ujarnya.

Suasana waktu itu penuh dengan kenangan yang tidak terlupakan dan banyak pula catatan kritik yang tidak perlu ditulis di sini. (J Osdar)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 Oktober 2015, di halaman 2 dengan judul "Kisah Perjalanan Gus Dur ke Amerika Serikat".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com