Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Sinyalir Kekerasan di Tolikara untuk Tutupi Kasus Korupsi

Kompas.com - 13/10/2015, 16:56 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menemukan adanya dugaan korupsi setelah melakukan penyelidikan kasus kekerasan di Tolikara, Papua. Dari proses tersebut terkuak bahwa ada penyalahgunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebesar Rp 600 miliar. Informasi tersebut juga didapatkan Komnas HAM dari sejumlah pengaduan masyarakat.

"Kita punya datanya tapi masih pengaduan. Karena ini bukan ranah kami makanya kami berikan data itu ke KPK, Kejaksaan Agung, dan Bareskrim Polri," ujar Komisioner Komnas HAM Siane Indriani di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (13/10/2015).

Siane mengatakan, bahkan masyarakat setempat telah mengadukannya ke Komnas HAM jauh sebelum dugaan korupsi di Tolikara dilaporkan ke KPK. Lantaran demo tuduhan korupsi mulai kencang, Siane menduga, kasus kekerasan di Tolikara sengaja diatur untuk menutupi dugaan korupsi itu.

Tak hanya di Tolikara, Komnas HAM juga menemukan indikasi korupsi di balik kasus pelanggaran HAM di sejumlah daerah lainnya. Salah satunya ditemukan dalam pengusutan kasus pembunuhan Salim Kancil di Lumajang.

Biasanya, kata dia, kasus pelanggaran HAM bermula dari sengketa lahan dan perizinan. Namun, Siane menyayangkan masyarakat setempat yang masih takut untuk mengungkap penyelewengan yang dilakukan kepala daerah dengan pejabat di sana.

"Ada unsur eksploitasi sumber daya alam besar-besaran yang menggunakan izin dari aparat, baik aparat desa baik resmi maupun tidak resmi. Nantinya itu akan jadi bentrokan juga dengan korporasi," kata Siane.

Menurut Siane, investasi politik lebih mudah dilakukan dengan pemberian izin pengelolaan sumber daya alam. Perebutan lahan dan izin tersebut, kata Siane, menjadi pemicu munculnya konflik masyarakat dengan korporasi dan juga melibatkan aparat keamanan. Sehingga yang muncul di permukaan adalah kasus kekerasan oleh oknum polisi atau pun TNI.

Setelah menyerahkan aduan masyarakat kepada penegak hukum, Komnas HAM masih akan terus mengawalnya agar pengusutan tidak berhenti. "Kita akan mengawal, karena banyak saksi-saksi yang juga takut. Semoga ini jangan dipolitisasi," kata Siane.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com