Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Mimpi Militer Kuat kalau Anggaran Pertahanan Disunat

Kompas.com - 12/10/2015, 14:17 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (Purn) Salim Mengga mengatakan, pemerintah tidak usah bermimpi ingin membangun pertahanan yang kuat untuk Indonesia. Hal itu karena pemerintah justru memangkas anggaran pertahanan untuk Kementerian Pertahanan dan TNI.

"Tanpa anggaran, jangan mimpi menjadi negara yang kuat," kata Salim saat diskusi bertajuk "Operasi Militer Selain Perang: Sumber atau Solusi Masalah?" di Kompleks Parlemen, Senin (12/10/2015).

Ia menuturkan, anggaran pertahanan yang diusulkan pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 turun sebesar Rp 5 triliun dari APBN 2015. Jika pada APBN saat ini anggaran pertahanan mencapai Rp 102 triliun, maka pada usulan RAPBN 2016 disunat menjadi Rp 96,7 triliun.

Menurut Salim, ada pandangan yang salah dalam menyusun rencana pengadaan alat utama sistem persenjataan. Ia berpendapat bahwa saat ini justru merupakan waktu yang tepat bagi pemerintah untuk menguatkan alutsista TNI.

"Sekarang banyak orang berpikir tidak ada perang, maka tidak perlu membangun alat perang. Itu tidak pas. Seharusnya sekarang waktu yang tepat untuk membangunnya," kata Salim.

Diskusi itu diselenggarakan Fraksi Demokrat di DPR. Diskusi itu turut dihadiri oleh mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Moeldoko, pengamat militer Jaleswari Pramodhawardani dan pengajar Ilmu Hubunan Internasional Universitas Indonesia Edy Prasetyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com