JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Indonesia Legal Rountable (ILR), Erwin Natosmal Oemar, berpendapat, ada sejumlah tokoh yang tak layak lolos dalam tahap seleksi 19 besar calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Pansel ini seperti berjudi meloloskan orang-orang itu. Mengapa mereka bisa masuk ke tahap sekarang ini?" ujar Erwin di konferensi pers di Sekretariat ICW, Jakarta, Kamis (27/8/2015).
Erwin menolak menyebutkan siapakah tokoh yang dimaksud. Hal tersebut demi menjaga ketenangan proses seleksi calon pimpinan KPK.
Erwin melanjutkan bahwa penilaian tersebut setidaknya didasarkan terhadap beberapa indikator. Pertama, prestasi tokoh yang dimaksud di lembaga yang pernah dipimpin sebelum mendaftarkan diri sebagai calon komisioner KPK.
"Prestasinya tidak ada, biasa saja, rekam jejak di bidang antikorupsi pun biasa saja, tapi dia bisa sampai ke tahap saat ini. Ini bahaya," ujar Erwin.
Kedua, menurut Erwin, rata-rata capim KPK tidak memiliki visi dan misi soal mewujudkan lembaga KPK yang kuat. "Saya lihat 90 persen capim memiliki pendapat sama, yakni persoalan di KPK ada pada tataran kebijakan. Padahal, kan intinya penindakan. Jika semua capim perspektifnya ke sana, siapa yang urus penindakannya?" lanjut Erwin.
Pansel telah mewawancarai 19 calon pimpinan KPK sepanjang pekan ini. Dalam wawancara itu, peserta seleksi ditanya tentang sejumlah hal berkaitan dengan komitmen dan wawasan pemberantasan korupsi serta pencucian uang. Laporan masyarakat terkait rekam jejak para calon juga diklarifikasi.
Pansel selanjutnya akan mengerucutkan jumlah calon pimpinan KPK menjadi delapan calon. Kedelapan nama calon itu akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo pada 31 Agustus 2015. (Baca: Menurut Catatan ICW, 6 dari 19 Capim KPK Bermasalah)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.