Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbah Sosro Hanya Mengenal Pak Karno

Kompas.com - 03/02/2015, 15:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Pernah mendengar atau melihat langsung Istana Presiden Republik Indonesia? Dari tujuh presiden yang pernah memimpin negeri ini, siapa yang mengesankan?

"Saya tidak tahu tentang istana presiden. Saya tidak pernah melihat istana," jawab Mbah Sosro, petani yang sejak lahir 80 tahun lalu sampai saat ini tinggal di sebuah rumah yang dikelilingi sawah di Desa Banjarsari, Kelurahan Sukohardjo, Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Saya hanya tahu Pak Karno, presiden (presiden pertama RI, Soekarno). Beliau hebat," jawabnya berdasarkan pengalamannya mengenal para Presiden Indonesia hingga saat ini.

"Masa Pak Karno sangat menyenangkan. Tidak pernah ada perkara beselan (bahasa Jawa, artinya ’suap’)," kata pria yang hidup menduda sejak delapan tahun lalu ini.

Mbah Sosro punya banyak sawah warisan dari ayahnya. Ia punya anak yang telah menikah. Di dalam rumahnya ada tungku untuk memasak yang menggunakan kayu bakar. Ada sebuah televisi dan seperangkat gamelan. Pendidikannya sekolah menengah pertama, tidak sampai selesai.

Akhir pekan depan, Sabtu, 7 Februari, di sebelah rumah Mbah Sosro, di Banjarsari Homestay, ada acara obrolan ringan mengenai istana presiden dan para penghuninya.

Mbah Sosro, yang disebut sebagai maesenas Desa Banjarsari oleh Hariadi Saptono (dari Bentara Budaya Jakarta), akan ikut ngobrol bersama Direktur Lembaga Penelitian Pendidikan Penerbitan Yogyakarta Ashadi Siregar; budayawan Romo Sindhunata SJ; seniman Djaduk Ferianto; Hariadi Saptono; serta pesinden dan penyanyi seriosa muda Endah Laras.

Kembali ke tanya jawab tentang istana dan para Presiden Indonesia pada Sabtu lalu, Mbah Sosro bercerita tentang pengalaman hidupnya mengurus sawah yang banyak bersinggungan dengan urusan birokrasi pemerintah. "Di masa Pak Karno tidak pernah ada beselan (suap)," ujarnya beberapa kali.

Menurut pengalamannya yang sangat sederhana, budaya suap mulai dirasakan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto (presiden kedua RI) hingga saat ini, detik ini.

Djaduk Ferianto, yang baru kembali dari acara workshop tentang musik jazz di Amerika dan punya anak yang diberi nama Presiden, punya impian tersendiri tentang istana dan Presiden RI. "Saya ingin istana rakyat yang hidup di masa Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan Keraton Yogyakarta pada masa Sultan Hamengku Buwono IX," ujarnya.

Romo Sindhunata SJ yang belum lama mengadakan acara Revolusi Mental Mengenang Gus Dur di Pedepokan Omah Petruk (tak jauh dari Desa Banjarsari) menulis artikel berjudul "Bayarlah Utang kepada Rakyat". Majalah Basis yang memuat artikel itu dibagikan kepada pengunjung acara di Omah Petruk akhir tahun lalu.

"Bukan salah Presiden Jokowi (Joko Widodo) dan pemerintahannya jika harus menanggung utang dan wajib nyaur kepada rakyat. Namun, pemerintahan Jokowi akan membuat kesalahan yang sama jika mereka tidak mempunyai dan membangun watak yang memberi. Revolusi mentalnya perlu mengubah watak pemerintah yang maunya hanya mengambil, sampai tega merampas harta rakyat dengan korupsi habis-habisan, menjadi watak pemerintah yang ikhlas dan murah hati dalam memberi," begitu, antara lain, kata Sindhunata di artikelnya.

"Sudah lama pemerintah hanya mengeruk, sekarang saatnya mereka memberi. Dengan mau memberi itulah mereka akan mulai bisa nyicil nyaur utangnya yang amat banyak dan tak terhitung kepada rakyatnya," ujar Sindhunata di akhir artikelnya.

Bisa atau tidak pemerintah memberi kepada rakyat? Bagaimana cara memberinya? Cobalah mulai memberantas mafia minyak dan gas (migas). Di sektor migas ini budaya beselan dan korupsi sangat besar. (J Osdar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kewenangan Polri Blokir-Batasi Akses Internet Dianggap Langgar Hak Mendapat Informasi

Kewenangan Polri Blokir-Batasi Akses Internet Dianggap Langgar Hak Mendapat Informasi

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Menteri Iklim Norwegia di Istana, Bahas Masalah Sawit hingga Aksi Iklim

Jokowi Terima Kunjungan Menteri Iklim Norwegia di Istana, Bahas Masalah Sawit hingga Aksi Iklim

Nasional
Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Diisi Petinggi Gerindra, Dasco: Itu Hak Presiden Terpilih

Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Diisi Petinggi Gerindra, Dasco: Itu Hak Presiden Terpilih

Nasional
Pertiwi Pertamina Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan dan Kesejahteraan Holistik Pekerja Pertamina

Pertiwi Pertamina Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan dan Kesejahteraan Holistik Pekerja Pertamina

Nasional
Fraksi PDI-P Usul Pasal TNI Bisa Pensiun Usia 65 Tahun Dikaji Ulang

Fraksi PDI-P Usul Pasal TNI Bisa Pensiun Usia 65 Tahun Dikaji Ulang

Nasional
Gunung Ibu di Halmahera Kembali Meletus, Abu Vulkanik Tertiup ke Pengungsian Warga

Gunung Ibu di Halmahera Kembali Meletus, Abu Vulkanik Tertiup ke Pengungsian Warga

Nasional
Prabowo Sebut Indonesia Siap Evakuasi dan Rawat hingga 1.000 Warga Palestina di RS Indonesia

Prabowo Sebut Indonesia Siap Evakuasi dan Rawat hingga 1.000 Warga Palestina di RS Indonesia

Nasional
Anggota Komisi I DPR Yakin RUU TNI Tak Bangkitkan Dwifungsi ABRI

Anggota Komisi I DPR Yakin RUU TNI Tak Bangkitkan Dwifungsi ABRI

Nasional
Bertemu Menhan AS, Prabowo: Saya Apresiasi Dukungan AS Dalam Modernisasi Alutsista TNI

Bertemu Menhan AS, Prabowo: Saya Apresiasi Dukungan AS Dalam Modernisasi Alutsista TNI

Nasional
Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Nasional
Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Nasional
Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Nasional
Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Nasional
PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

Nasional
Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com