Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tidur-tiduran Saja SBY Pasti Jadi Ketum Demokrat Lagi..."

Kompas.com - 11/12/2014, 21:21 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —Meski masih ada waktu lima bulan lagi, Kongres Partai Demokrat untuk memilih ketua umum mulai menghangat. Nama Ketua Umum Partai Demokrat saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono, tetap menjadi calon kuat dan diprediksi satu-satunya calon yang akan maju dalam kongres pada bulan Mei 2015 itu.
  "Tadi belum ada pembahasan, tetapi sepertinya nggak ada calon lagi. Hanya beliau," ucap Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Putu Suasta di kantor DPP Partai Demokrat, Kamis (11/12/2014). Putu mengungkapkan, arus dukungan terhadap SBY untuk kembali memimpin partai yang selama 10 tahun menjadi partai pemerintah itu cukup kuat. "Jadi, Pak SBY tidur-tiduran saja pasti jadi ketum lagilah," seloroh Putu.  
Hal senada disampaikan Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan. Mantan Menteri Koperasi dan UKM itu menuturkan, SBY sebenarnya tidak mau kembali memimpin partai. Namun, suara di pengurus daerah Demokrat sangat kuat menginginkan SBY maju lagi.

"Semua kader inginkan SBY sebagai ketum agar bisa satukan Partai Demokrat dan menangkan Partai Demokrat pada 2019," imbuh Syarief.
 
Atas permintaan itu, Syarief menuturkan, SBY belum menjawab secara lugas. "Pak SBY hanya mau Partai Demokrat menang, jadi insya Allah mudah-mudahan," ucap dia.
 
Saat ditanya soal pelaksanaan Kongres 2015, SBY tak mau bicara banyak. "Belum dibahas. Masih tahun depan," katanya singkat.
 
Presiden keenam RI itu juga enggan menanggapi pertanyaan wartawan soal kesetiaannya kembali maju sebagai ketua umum Partai Demokrat.
 
Untuk diketahui, SBY terpilih secara aklamasi dalam Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di Bali pada 30 Maret 2014. Meski masih berstatus sebagai presiden, SBY akhirnya "turun gunung" mengurus partainya yang dilanda persoalan setelah Ketua Umum Partai Demokrat saat itu, Anas Urbaningrum, terjerat kasus korupsi.
 
Setelah terpilih secara aklamasi, SBY sempat menyatakan bahwa dirinya hanya akan menjadi ketua umum menghabiskan masa jabatan Anas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com