Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibas: Minyak Dunia Turun, Harga BBM Harusnya Juga Turun

Kompas.com - 17/11/2014, 23:12 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono heran dengan langkah Presiden Joko Widodo, yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pasalnya, saat ini, harga minyak dunia justru sedang mengalami penurunan.

Ibas menjelaskan, dengan subsidi yang ada saat ini, Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 yang disusun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono mematok harga minyak dunia di atas 100 dollar AS per barrel. Namun, saat ini, harga minyak dunia justru turun ke angka 80 dollar AS per barrel.

"Jadi, jika asumsi kita harga minyak dunia di atas 100 dollar AS per barrel, pemerintah harusnya bisa menurunkan (harga BBM)," kata Ibas di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (17/11/2014).

Terlebih lagi, lanjut Ibas, masyarakat saat ini juga sudah dipusingkan dengan kenaikan tarif dasar listrik dan gas elpiji. Penderitaan rakyat miskin, kata dia, akan semakin berlipat dengan kenaikan harga BBM ini.

"Kalau mau dinaikkan, harusnya diperhatikan, jangan tahun ini," sesal Sekjen Partai Demokrat ini.

Saat ini, Ibas hanya berharap masyarakat miskin bisa mendapat kompensasi yang setimpal dari dampak kenaikan BBM ini. Dengan begitu, putra SBY ini berharap, dampak kenaikan BBM tidak benar-benar dirasakan oleh rakyat.

"Pemerintah harus jelaskan alasannya, apa bentuk kontribusinya bilamana dinaikkan, apakah bentuk bantuan sementara, atau langsung, atau bagaimana," ujar Ibas.

Kenaikan BBM akan dimulai pada Selasa (18/11/2014) pukul 00.00 WIB. BBM jenis premium naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500, sementara BBM jenis solar naik dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500.

Adapun Jokowi sudah menyebutkan kompensasi untuk kenaikan BBM, yakni perlindungan sosial berupa paket Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar. (Baca: Ini "Kompensasi" Kenaikan Harga BBM Menurut Jokowi)

Jokowi menaikkan harga BBM karena membutuhkan anggaran untuk infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Anggaran ini tidak tersedia karena dihamburkan untuk subsidi BBM. (Baca: Jokowi Naikkan Harga BBM karena Anggaran Infrastruktur dan Kesehatan Minim)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Berikan 66 Sapi Kurban pada Idul Adha 2024

Jokowi Berikan 66 Sapi Kurban pada Idul Adha 2024

Nasional
Kostrad Periksa Prajurit yang Diduga Selewengkan Dana Satuan untuk Judi Online

Kostrad Periksa Prajurit yang Diduga Selewengkan Dana Satuan untuk Judi Online

Nasional
2 Jemaah Haji Ilegal Dilaporkan Masih Bersembunyi di Hotel Arab Saudi karena Takut Ditangkap Petugas

2 Jemaah Haji Ilegal Dilaporkan Masih Bersembunyi di Hotel Arab Saudi karena Takut Ditangkap Petugas

Nasional
30 Jaksa Disiapkan untuk Bersidang di Kasus Korupsi Timah

30 Jaksa Disiapkan untuk Bersidang di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Jokowi Klaim Serius Perangi Judi 'Online', Pembentukan Satgas Segera Rampung

Jokowi Klaim Serius Perangi Judi "Online", Pembentukan Satgas Segera Rampung

Nasional
Satgas Pangan Polri Temukan Harga Cabai Rawit Naik Jelang Idul Adha

Satgas Pangan Polri Temukan Harga Cabai Rawit Naik Jelang Idul Adha

Nasional
Pemerintah Siap Revisi Target Penurunan 'Stunting' Jika Tak Tercapai

Pemerintah Siap Revisi Target Penurunan "Stunting" Jika Tak Tercapai

Nasional
KPU Tak Rekrut KPPS untuk Pileg Ulang Berskala Kecil

KPU Tak Rekrut KPPS untuk Pileg Ulang Berskala Kecil

Nasional
Kontras Desak Jokowi Jokowi Tuntaskan Kasus Pelanggaran HAM Berat Wasior Papua yang Mandek 23 Tahun

Kontras Desak Jokowi Jokowi Tuntaskan Kasus Pelanggaran HAM Berat Wasior Papua yang Mandek 23 Tahun

Nasional
Konflik Tenurial Mengganjal Pembangunan IKN

Konflik Tenurial Mengganjal Pembangunan IKN

Nasional
Pemerintah Diharap Pakai Cara Lebih Keras Lagi Tindak Judi Online

Pemerintah Diharap Pakai Cara Lebih Keras Lagi Tindak Judi Online

Nasional
Pileg Ulang di Gorontalo, Hanya 4 Parpol yang Harus Revisi Daftar Caleg agar Penuhi Kuota Perempuan

Pileg Ulang di Gorontalo, Hanya 4 Parpol yang Harus Revisi Daftar Caleg agar Penuhi Kuota Perempuan

Nasional
Satgas Judi 'Online' Diharap Tak 'Masuk Angin'

Satgas Judi "Online" Diharap Tak "Masuk Angin"

Nasional
Pemerintah Indonesia Sampaikan 4 Hal Pokok dalam Forum SDGs di Bali

Pemerintah Indonesia Sampaikan 4 Hal Pokok dalam Forum SDGs di Bali

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Jadi Komisaris BUMN, Ngabalin: Di Mana Masalahnya?

TKN Prabowo-Gibran Jadi Komisaris BUMN, Ngabalin: Di Mana Masalahnya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com