Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sibuk Kerja, Alasan Menaker Hanif Dhakiri Belum Laporkan Kekayaan ke KPK

Kompas.com - 08/11/2014, 17:04 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan, hingga kini masih menyusun laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) miliknya. Hanif belum tahu kapan akan menyerahkan LHKPN itu.

“Belum,” kata Hanif di Jakarta, Sabtu (8/11/2014).

Hanif beralasan, belum diserahkannya LHKPN ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lantaran dirinya sibuk mengurus kementerian tempat ia bekerja. Lagi pula, kilah Hanif, KPK memberikan waktu yang cukup lama bagi penyelenggara negara untuk menyusun LHKPN itu.

"Lagi pula waktu yang diberikan KPK kan tiga bulan setelah dilantik?" tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, dari 34 menteri di Kabinet Kerja, baru tiga menteri yang telah memasukkan LHKPN ke KPK. Ketiga menteri tersebut kata dia adalah Yuddy Chrisnandi (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi), Nila Djuwita Moeloek (Menteri Kesehatan) dan Amran Sulaiman (Menteri Pertanian).

"Laporan kekayaan masing-masing menteri sudah disampaikan dan sudah ada tanda terimanya. Selanjutnya akan diverifikasi dan dimasukkan ke dalam tambahan berita negara," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Rabu (05/10/2014).

Johan mengatakan jika ada menteri yang belum memasukkan LHKPN jangan dulu divonis tidak pro pemerintahan bersih yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Apalagi setiap penyelenggara negara diberikan waktu tiga bulan untuk melaporkan harta kekayaannya ke KPK.

"Jangan ada persepsi yang belum memasukkan LHKPN tidak pro. KPK tetap mengimbau agar dimasukkan, kami mengingat kesibukan mereka," katanya.

Johan mengingatkan pelaporan terhadap harta kekayaan untuk memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yan Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Kalah Sengketa dan Harus Gelar 20 Pemilu Ulang, KPU Bantah Rugikan Keuangan Negara

Banyak Kalah Sengketa dan Harus Gelar 20 Pemilu Ulang, KPU Bantah Rugikan Keuangan Negara

Nasional
Seskab Ajukan Penambahan Anggaran Rp 164 Miliar untuk 2025 Sebab ASN Berkantor ke IKN

Seskab Ajukan Penambahan Anggaran Rp 164 Miliar untuk 2025 Sebab ASN Berkantor ke IKN

Nasional
Kemenag Sebut Haji 2024 Terbanyak dalam Kuota dan Tertinggi Serapannya

Kemenag Sebut Haji 2024 Terbanyak dalam Kuota dan Tertinggi Serapannya

Nasional
Jalani UKK, Edy Rahmayadi Siap Besarkan PKB di Sumut

Jalani UKK, Edy Rahmayadi Siap Besarkan PKB di Sumut

Nasional
Ingatkan KPK dan PPATK, Ketua Komisi III DPR: PR Kita Cuma 2, RUU Perampasan Aset dan Pembatasan Uang Kartal

Ingatkan KPK dan PPATK, Ketua Komisi III DPR: PR Kita Cuma 2, RUU Perampasan Aset dan Pembatasan Uang Kartal

Nasional
Eks Koruptor Irman Gusman Boleh Ikut, KPU Siap Gelar Pileg DPD Ulang di Sumbar

Eks Koruptor Irman Gusman Boleh Ikut, KPU Siap Gelar Pileg DPD Ulang di Sumbar

Nasional
Mendagri Sebut Pilkada Langsung Hambat Pembangunan, PKB: Dibuka Saja Agar Jadi Perdebatan

Mendagri Sebut Pilkada Langsung Hambat Pembangunan, PKB: Dibuka Saja Agar Jadi Perdebatan

Nasional
Demokrat Belum Tentukan Pilihan untuk Pilkada Jakarta, tetapi Ngaku Dekat Ridwan Kamil

Demokrat Belum Tentukan Pilihan untuk Pilkada Jakarta, tetapi Ngaku Dekat Ridwan Kamil

Nasional
Setelah Bobby Menantu Jokowi, Edy Rahmayadi Jalani 'Fit and Proper Test' Cagub Sumut di PKB

Setelah Bobby Menantu Jokowi, Edy Rahmayadi Jalani "Fit and Proper Test" Cagub Sumut di PKB

Nasional
Golkar Bela Khofifah Usai Dikritik PKB Kurang Berprestasi Pimpin Jawa Timur

Golkar Bela Khofifah Usai Dikritik PKB Kurang Berprestasi Pimpin Jawa Timur

Nasional
Sengketa Pileg Dikabulkan MK Naik 3 Kali Lipat, Profesionalisme KPU Disorot

Sengketa Pileg Dikabulkan MK Naik 3 Kali Lipat, Profesionalisme KPU Disorot

Nasional
Mentan Sebut Agustus, September, Oktober Jadi Masa Kritis untuk Produksi Pangan

Mentan Sebut Agustus, September, Oktober Jadi Masa Kritis untuk Produksi Pangan

Nasional
Edy Rahmayadi: Jangankan Mantu Presiden, Mantu Malaikat Pun kalau Boleh Kita Lawan

Edy Rahmayadi: Jangankan Mantu Presiden, Mantu Malaikat Pun kalau Boleh Kita Lawan

Nasional
MK Putuskan 20 Pileg Diulang, KPU: Anggaran Cukup

MK Putuskan 20 Pileg Diulang, KPU: Anggaran Cukup

Nasional
Goda Rekannya yang Tak Lolos Parlemen, Bambang Pacul: Trimedya Sampai Nangis Karena Tumbang

Goda Rekannya yang Tak Lolos Parlemen, Bambang Pacul: Trimedya Sampai Nangis Karena Tumbang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com