Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lobi RUU Daerah Otonom Baru Alot, Ratusan Masyarakat Adat Desak Pengesahan

Kompas.com - 29/09/2014, 21:03 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com- Sekitar 200 personil kepolisian dikerahkan untuk mengamankan areal sekitar Komplek Parlemen, Senin (29/9/2014) malam ini. Mereka mulai menghalau ratusan masyarakat adat yang hadir untuk menyaksikan pengesahan daerah otonomi baru.

Tampak personil dari satuan Brimob bergerak perlahan membuat barikade. Beberapa di antaranya pun sudah siap memegang senjata gas air mata untuk mengantisipasi kejadian terburuk.

Polisi memulai dialog dan meminta agar masyarakat yang tak berkepentingan untuk meninggalkan lokasi dan kembali ke kediamannya masing-masing. Tampak di antaranya masyarakat dari Garut, Manokwari, hingga Sumatera Barat yang berjumlah ratusan.

Sejak rapat paripurna dibuka, mereka memang sudah mulai merangsek masuk. Lantaran kapasitas ruangan yang tak mencukupi mereka hanya bisa menyaksikan jalannya pengesahan daerah otonom baru dari sebuah layar di luar gedung.

Situasi sempat memanas ketika Ketua Komisi II DPR Agun Gunanjar mengungkapkan pembatalan pengesahan daerah otonomi baru. Agun menuturkan pengesahan ini batal karena tidak ada kata sepakat antara DPR dengan pemerinfah. Padahal, sebelumnya pemerintag menilai sudah ada 21 daerah yang layak dimekarkan.

Rapat sempat diskors untuk dilakukan lobi kembali antara Komisi II dengan pemerintah karena teriakan dan protes masyarakat daerah yang memadati ruang paripurna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com