Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesal Impor Terus, JK Akan Paksa Insinyur di Kementan "Blusukan" ke Sawah

Kompas.com - 25/09/2014, 14:51 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Wakil presiden terpilih Jusuf Kalla mengaku prihatin dengan kondisi Kementerian Pertanian saat ini. Menurut dia, Kementerian Pertanian banyak diisi oleh para insinyur yang hebat, tetapi mereka hanya bekerja di balik meja dan tidak pernah "blusukan" ke lapangan untuk melakukan riset dan pengembangan.

"Mulai 20 Oktober (pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih), insinyur-insinyur yang ada di Kementerian Pertanian itu saya minta keluar ke lapangan untuk riset, kita alihkan pekerjaannya urus sawah, urus kebun," kata Kalla dalam diskusi 'Kedaulatan Pangan Rakyat di Bawah Pemerintahan Jokowi-JK' di DPP Partai Nasdem, Jakarta Pusat, Kamis (25/9/2014).

Turut hadir dalam diskusi tersebut para petani yang tergabung dalam Persatuan Tani Nadem.

Kalla mengklaim, Kementerian Pertanian dibawah pemerintahannya bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004-2009 sebenarnya sudah baik. Indonesia mulai mencoba mengembangkan pertaniannya sehingga tak perlu tergantung lagi pada impor.

"Tahun 2009 begitu saya tinggalkan, pemerintah impor lagi, memang banyak yang suka impor sepertinya," tambah politisi Partai Golkar itu.

Padahal, lanjut dia, luas kantor Kementerian Pertanian di Indonesia adalah yang terbesar di dunia.

"Di Amerika kementerian pertanian itu cuma satu gedung. Di sini sampai 10 hektar. Tapi impor juga. Kita bertani dalam bentuk birokrasi yang hebat," ujar Kalla.

Menteri yang ditunjuk, tambah dia, tak kalah hebat karena berasal dari salah satu perguruan tinggi terbesar di Indonesia.

"Menterinya dari IPB terus, tapi kita impor terus," sindirnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Nasional
Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Nasional
Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Nasional
 Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Nasional
Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Nasional
Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Nasional
Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Nasional
Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com