Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Senior PPP Desak Muktamar Segera Digelar untuk Ganti Suryadharma

Kompas.com - 18/08/2014, 14:26 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Para politisi senior Partai Persatuan Pembangunan mendesak muktamar segera digelar sebagai forum untuk memilih ketua umum baru. Berdasarkan keputusan Musyawarah Kerja Nasional III di Bogor, Jawa Barat, 23 April 2014, muktamar dilaksanakan selambat-lambatnya satu bulan setelah Pemilu Presiden 9 Juli 2014.

"Kalau sampai hari ini DPP tidak juga melakukan muktamar, berat bagi kami. Ini membuat kami prihatin. Oleh karena itu, kami mendorong muktamar dilaksanakan sesuai amanat Mukernas (III)," kata anggota Majelis Syariah PPP, Muhammad Razak, dalam konferensi pers di DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/8/2014) siang.

Menurut Razak, keputusan Mukernas adalah sesuatu yang final dan mengikat. Menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai, keputusan Mukernas hanya bisa diubah melalui forum muktamar atau Mukernas itu sendiri.

"Jadi, kalau ada yang berpikir pelaksanaan muktamar bisa diubah jadi 2015 karena Ketua Umum sudah bicara dengan Sekjen, salah besar! Tidak sesuai peraturan organisasi," ujarnya.

Ia mengatakan, salah satu alasan menggelar muktamar itu adalah status Ketua Umum PPP Suryadharma Ali sebagai tersangka kasus penyelenggaraan haji oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut dia, Suryadharma seharusnya mempunyai beban moral jika tetap menjabat dalam struktural partai.

"Kita memang ada praduga tidak bersalah, tapi itu dari negara kepada tersangka. Bagaimana tanggung jawab dia (Suryadharma) kepada diri dia sendiri? Harusnya dia merasa bersalah dan sudah mundur saat ditetapkan tersangka," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Nasional
Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Nasional
Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Nasional
Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Nasional
PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

Nasional
Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

Nasional
Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

Nasional
Ketua RT di Kasus 'Vina Cirebon' Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Ketua RT di Kasus "Vina Cirebon" Dilaporkan ke Bareskrim Terkait Dugaan Keterangan Palsu

Nasional
Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Kongkalikong Pengadaan Truk, Eks Sestama Basarnas Jadi Tersangka

Nasional
PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

PKS Klaim Ridwan Kamil Ajak Berkoalisi di Pilkada Jabar

Nasional
Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Eks Pejabat Basarnas Pakai Uang Korupsi Rp 2,5 M untuk Beli Ikan Hias dan Kebutuhan Pribadi

Nasional
Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Penyerang PDN Minta Tebusan Rp 131 Miliar, Wamenkominfo: Kita Tidak Gampang Ditakut-takuti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com