Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Difitnah, Hadar Bantah Keterangan Saksi Prabowo-Hatta

Kompas.com - 15/08/2014, 06:30 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Komisioner Komisi Pemilihan Umum Hadar Gumay merasa difitnah atas keterangan yang diberikan oleh saksi Prabowo-Hatta, Niswan dan Arif Priyono. Kedua saksi tersebut menyebut pertemuan Hadar dan pengacara Joko Widodo-Jusuf Kalla, Trimedya Panjaitan, berlangsung lebih dari satu menit.

"Fitnah, tidak akan saya terima itu. Saya perlu beri penjelasan," ujar Hadar, dalam sidang kode etik Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, di Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014) malam.

Awalnya, saksi Prabowo-Hatta, Niswan, mengatakan, Hadar bertemu dengan Trimedya selama 30 menit lebih. Niswan mengaku melihat dengan jelas pertemuan tersebut. Namun, ketika Hadar menanyakan kepada Niswan, pukul berapa dirinya tiba di restoran lokasi pertemuan dengan Trimedya, Niswan tidak dapat menjawab dengan tepat.

"Bapak datang pukul 21.00 WIB atau 22.00 WIB," ujar Niswan.

Mendengar jawaban Niswan, Hadar membantah dengan tegas. "Salah. Saya tiba pukul 22.00 lewat 49 menit dan 55 detik. Saya punya rekaman CCTV-nya," ujar Hadar.

Hadar juga membantah kesaksian Niswan yang mengatakan bahwa pada pertemuan tersebut, posisi Niswan berada di belakangnya. Menurut Hadar, di belakangnya terdapat sebuah meja yang tidak memungkinkan Niswan untuk melihat Hadar dengan jelas.

"Saya meragukan kesaksian Anda. Anda tidak tahu saya datang pukul berapa, lalu kemudian Anda simpulkan," tambahnya lagi.

Hadar juga membantah keterangan dari saksi lainnya, Arif Priyono. Arif merupakan orang yang bertemu dan berbincang dengan Hadar saat kejadian tersebut. Awalnya, Arif mengatakan bahwa perbincangan dia dengan Hadar hanya berlangsung sekitar satu menit. Saat itu, dia dan Hadar berbincang soal pemilu di Provinsi Kalimantan Barat.

Hadar membantah pernyataan Arif tersebut, dan mengatakan bahwa perbincangan dirinya dengan Arif berlangsung selama 18 menit.

"Anda, Arif Priyono, Anda duduk dengan saya lebih kurang 18 menit 24 detik. Anda bercerita dengan saya dan lama duduk dengan saya," ujar Hadar.

Arif tetap menyangkal dengan mengatakan bahwa pernyataan dia sebelumnya memang betul, lebih dari satu menit. "Kan saya bilang satu menit lebih," ucap Arif.

Mendengar pernyataan Arif tersebut, sontak suasana sidang menjadi riuh. Dalam keterangannya, Hadar tetap menegaskan bahwa pertemuannya dengan Trimedya memang tidak direncanakan. Pertemuan tersebut terjadi secara spontan dan hanya berlangsung selama 55 detik.

"Saya hanya say hello karena kita sama-sama kenal," kata Hadar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasto Curiga Ada 'Orderan' di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

Hasto Curiga Ada "Orderan" di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

Nasional
Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Nasional
Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

Nasional
Prabowo Bentuk Gugus Sinkronisasi, Hasto Singgung Rekomendasi Tim Transisi Era Jokowi

Prabowo Bentuk Gugus Sinkronisasi, Hasto Singgung Rekomendasi Tim Transisi Era Jokowi

Nasional
Jokowi Kunker ke Kalimantan Timur Usai Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

Jokowi Kunker ke Kalimantan Timur Usai Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

Nasional
Gantikan Laksda Retiono, Brigjen Taufik Budi Resmi Jabat Komandan PMPP TNI

Gantikan Laksda Retiono, Brigjen Taufik Budi Resmi Jabat Komandan PMPP TNI

Nasional
PKB Ngotot Ingin Gus Yusuf Jadi Calon Gubernur di Pilkada Jateng 2024

PKB Ngotot Ingin Gus Yusuf Jadi Calon Gubernur di Pilkada Jateng 2024

Nasional
PKB Bilang Anies Tak Dapat Keistimewaan, Harus Ikut Uji Kelayakan Jika Ingin Tiket Pilkada

PKB Bilang Anies Tak Dapat Keistimewaan, Harus Ikut Uji Kelayakan Jika Ingin Tiket Pilkada

Nasional
Riset yang Didanai BPDPKS Diyakini Jadi “Problem Solving” Industri Sawit

Riset yang Didanai BPDPKS Diyakini Jadi “Problem Solving” Industri Sawit

Nasional
PAN DKI Ingin Duetkan Anak Zulhas dan Jokowi pada Pilkada Jakarta 2024

PAN DKI Ingin Duetkan Anak Zulhas dan Jokowi pada Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Biodiesel Berbasis Sawit Jadi Komoditas Unggulan Ekspor Indonesia

Biodiesel Berbasis Sawit Jadi Komoditas Unggulan Ekspor Indonesia

Nasional
Bicara Pilkada Sumbar 2024, Zulhas: PAN Calon Gubernurnya, Wakil dari Gerindra

Bicara Pilkada Sumbar 2024, Zulhas: PAN Calon Gubernurnya, Wakil dari Gerindra

Nasional
Sejahterakan Pekebun, BPDPKS Dukung Kenaikan Pendanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat

Sejahterakan Pekebun, BPDPKS Dukung Kenaikan Pendanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat

Nasional
Miliki Manfaat yang Luas, Minyak Kelapa Sawit Disebut Paling Potensial untuk Diolah Jadi Energi

Miliki Manfaat yang Luas, Minyak Kelapa Sawit Disebut Paling Potensial untuk Diolah Jadi Energi

Nasional
Pegawai Pajak Yulmanizar Divonis 4 Tahun Penjara, Terbukti Terima Suap Rp 17,9 Miliar

Pegawai Pajak Yulmanizar Divonis 4 Tahun Penjara, Terbukti Terima Suap Rp 17,9 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com