Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matamassa: Selama Pilpres, Jokowi-JK Paling Sering Diserang Kampanye Hitam dan Isu SARA

Kompas.com - 23/07/2014, 19:39 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Gerakan MataMassa Muhammad Irham mengatakan, dari pantauan yang dilakukan Matamassa.org, dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, melakukan pelanggaran selama masa kampanye Pilpres 2014. Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, kata Irham, paling sering diserang dengan kampanye hitam dan isu SARA. Hal itu disampaikan Irham di Media Centre Badan Pengawas Pemilu, Jakarta Pusat, Rabu (23/7/2014).

Selain pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan kedua pasang calon, Gerakan Matamassa juga menemukan kedua pasangan menjadi korban kampanye hitam, SARA, dan lainnya.

"Untuk SARA, yang paling banyak diserang adalah Jokowi, sebanyak 69, sementara Prabowo 12 korban kampanye hitam," jelas Irham.

Irham menyebutkan, ada 109 laporan pelanggaran administrasi. Dari 109 laporan tersebut,  Prabowo Subianto-Hatta Rajasa diduga melakukan pelanggaran administrasi sebanyak 67 kali, sementara Jokowi Widodo-Jusuf Kalla sebanyak 30. Adapun, pelanggaran administrasi yang tidak diketahui sebanyak 12 laporan.

Selain itu, untuk pelanggaran pidana ada 120 laporan, dengan rincian Prabowo-Hatta 69 laporan dan Jokowi-JK 9 laporan. Adapun, yang tidak diketahui sebanyak 42 laporan.

Untuk pelanggaran lain-lain, jumlahnya 83 laporan dengan rincian, yakni Prabowo-Hatta 34 laporan, Jokowi-JK 27 laporan dan tidak diketahui 22 laporan.

Matamassa merupakan program pemantauan pemilu yang bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen Jakarta. Matamassa membuka laporan dari masyarakat atas segala bentuk pelanggaran pemilu sejak 3 Juni 2014. Laporan tersebut disampaikan melalui situs www.matamassa.org.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com