"Daripada sibuk menekan lembaga yang kredibel seperti RRI, lebih baik Mahfudz memberikan penjelasan ke publik mengapa hasil real count yang dikeluarkan tanggal 10 Juli 2014 bisa sama persis dengan hasil survei PKS tanggal 5 Juli," kata Hasto melalui keterangan pers, Selasa (15/7/2014) malam.
Hasto mengatakan, meski sudah ada upaya untuk menghapus jejak, pihaknya kini sudah menyimpan hasil survei PKS pada 5 Juli tersebut. Angka real count dan survei, menurut dia, menunjukkan hasil yang sama persis hingga dua digit di belakang koma. Angka yang sama, lanjut Hasto, juga bukan hanya di tingkat pusat, tetapi di 33 provinsi yang ada di seluruh Indonesia.
"Mengapa hasil survei tanggal 5 Juli tersebut kemudian dihapus jejaknya seolah ada yang ditutupi?" tanya Hasto.
Selain menyoroti hasil real count PKS, Hasto juga menilai, Komisi I DPR sebaiknya fokus pada hal yang lebih substanisal. Misalnya, mendorong semua lembaga survei yang memublikasikan hasil hitung cepat pilpres untuk diperiksa oleh dewan etik.
"Itu jauh lebih cocok disuarakan oleh Pimpinan Komisi DPR RI, daripada menggunakan lembaga perwakilan rakyat tersebut untuk menakut-nakuti manajemen RRI," kata Hasto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.