Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Isi Bus Rombongan Kampanye Prabowo-Hatta

Kompas.com - 07/06/2014, 12:33 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua bus ukuran besar terparkir di depan Rumah Polonia di Jalan I/29, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Kamis (5/6/2014) pagi. Gambar kepala garuda emas melekat erat di bagian belakang sisi kanan dan sisi kiri bus.

Gambar wajah besar Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dengan tulisan "Indonesia Bangkit" di bawahnya, tertera pula di sisi bus tersebut. Dua bus milik perusahaan Prima Jasa itu merupakan armada pengangkut rombongan Hatta Rajasa beserta wartawan saat kampanye ke Kota Serang, Banten.

Ada kemungkinan pula bus-bus ini dipakai mengangkut rombongan kampanye ke lokasi yang bisa dijangkau dengan jalan darat. Saat berkeliling menempuh jalan darat, seperti ke Serang pada Kamis itu, Hatta menumpang salah satu bus tersebut.

Kompas.com/Dani Prabowo

Calon wakil presiden pasangan nomor urut 1 Hatta Rajasa, menerima wawancara di dalam bus kampanye, dalam perjalanan menuju Serang, Banten, Kamis (5/6/2014).

Satu bus memiliki fasilitas VIP, merupakan bus yang ditumpangi Hatta. Kelengkapan bus ini antara lain ketersediaan dapur, toilet, "ruang tamu", dan sebuah minibar dengan aneka rupa minuman.

Di bus VIP tersebut, para penumpangnya juga dapat menikmati fasilitas wi-fi untuk berselancar internet. Tiga set Kursi di dalamnya dirancang dengan komposisi dua-satu kursi di kiri-kanan gang, memberikan kesan lega, dan dua kursi lain bahkan tanpa deretan.

"Ruang tamu" di bus VIP memakan hampir separuh kabin. Posisinya ada di "lambung" bus, dengan dua sofa saling berhadapan yang bisa menampung empat orang. Bus VIP ini menyediakan pula ruang merokok, dengan fasilitas kipas untuk membuang asap keluar bus.

Adapun satu bus lagi, merupakan bus kelas eksekutif. Penggunanya adalah para wartawan peliput. Di dalamnya kursi berjajar dua-dua di setiap sisi gang, dengan total sekitar 36 kursi. Fasilitas di dalam bus para wartawan hanyalah ruang merokok dengan kapasitas lima orang.

Sumbangan

Pemakaian dua bus ini merupakan sumbangan dari Jaringan Muda Nusantara (JMN), salah satu relawan Prabowo-Hatta. Selama masa kampanye, bus-bus ini akan mengangkut rombongan Prabowo-Hatta.

Koordinator JMN Muhlis Ali, ada tiga unit bus yang mereka merupakan sumbangan mereka, yaitu satu bus VIP dan dua bus eksekutif. Satu bus eksekutif lain, sebut dia, diposisikan sebagai cadangan.

"Bus itu (cadangan) diparkirkan secara bergantian, kadang di tempatnya Pak Mahfud di Jalan Dempo, kadang di DPD (Gerindra DKI Jakarta), atau di kantor pemenangan di Jalan Talang," kata Muhlis saat berbincang dengan Kompas.com beberapa waktu lalu.

Selain bus, JMN juga menyediakan 30 unit mobil dengan materi kampanye pasangan Prabowo-Hatta terpampang. Menurut dia, mobil-mobil ini merupakan milik anggota JMN yang dilapisi stiker pengenalan pasangan Prabowo-Hatta.

"Mobil-mobil itu kami siapkan sesuai kebutuhan kampanye. Di samping itu kami juga menyiapkan tim advance yang bertugas meninjau lokasi sebelum kampanye dilaksanakan," tutur Muhlis.

Adapun Sekjen JMN Adi Kurnia Setiadi menjelaskan, tiga bus itu mereka sewa dari perusahaan pengelola. Kebetulan, aku dia, anak pemilik perusahaan pengelola bus tersebut merupakan salah satu anggota JMN pula.

"Untuk biaya operasional dan sewa bus ini selama tiga bulan kira-kira menghabiskan anggaran Rp 3 miliar," kata Adi. Dia tak merinci sumber pendanaan untuk sewa bus itu.

Meski demikian, Adi tak bisa memastikan apakah bus-bus ini merupakan kendaraan yang akan selalu dipakai pasangan Prabowo-Hatta berkampanye di Pulau Jawa. Menurut dia, keterbatasan waktu akan menjadi penentu penggunaan moda transportasi.

Sekalipun di Pulau Jawa, kata dia, ada kemungkinan rombongan akan menumpang pesawat ketika tantangannya adalah efektivitas waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Kalah Sengketa dan Harus Gelar 20 Pemilu Ulang, KPU Bantah Rugikan Keuangan Negara

Banyak Kalah Sengketa dan Harus Gelar 20 Pemilu Ulang, KPU Bantah Rugikan Keuangan Negara

Nasional
Seskab Ajukan Penambahan Anggaran Rp 164 Miliar untuk 2025 Sebab ASN Berkantor ke IKN

Seskab Ajukan Penambahan Anggaran Rp 164 Miliar untuk 2025 Sebab ASN Berkantor ke IKN

Nasional
Kemenag Sebut Haji 2024 Terbanyak dalam Kuota dan Tertinggi Serapannya

Kemenag Sebut Haji 2024 Terbanyak dalam Kuota dan Tertinggi Serapannya

Nasional
Jalani UKK, Edy Rahmayadi Siap Besarkan PKB di Sumut

Jalani UKK, Edy Rahmayadi Siap Besarkan PKB di Sumut

Nasional
Ingatkan KPK dan PPATK, Ketua Komisi III DPR: PR Kita Cuma 2, RUU Perampasan Aset dan Pembatasan Uang Kartal

Ingatkan KPK dan PPATK, Ketua Komisi III DPR: PR Kita Cuma 2, RUU Perampasan Aset dan Pembatasan Uang Kartal

Nasional
Eks Koruptor Irman Gusman Boleh Ikut, KPU Siap Gelar Pileg DPD Ulang di Sumbar

Eks Koruptor Irman Gusman Boleh Ikut, KPU Siap Gelar Pileg DPD Ulang di Sumbar

Nasional
Mendagri Sebut Pilkada Langsung Hambat Pembangunan, PKB: Dibuka Saja Agar Jadi Perdebatan

Mendagri Sebut Pilkada Langsung Hambat Pembangunan, PKB: Dibuka Saja Agar Jadi Perdebatan

Nasional
Demokrat Belum Tentukan Pilihan untuk Pilkada Jakarta, tetapi Ngaku Dekat Ridwan Kamil

Demokrat Belum Tentukan Pilihan untuk Pilkada Jakarta, tetapi Ngaku Dekat Ridwan Kamil

Nasional
Setelah Bobby Menantu Jokowi, Edy Rahmayadi Jalani 'Fit and Proper Test' Cagub Sumut di PKB

Setelah Bobby Menantu Jokowi, Edy Rahmayadi Jalani "Fit and Proper Test" Cagub Sumut di PKB

Nasional
Golkar Bela Khofifah Usai Dikritik PKB Kurang Berprestasi Pimpin Jawa Timur

Golkar Bela Khofifah Usai Dikritik PKB Kurang Berprestasi Pimpin Jawa Timur

Nasional
Sengketa Pileg Dikabulkan MK Naik 3 Kali Lipat, Profesionalisme KPU Disorot

Sengketa Pileg Dikabulkan MK Naik 3 Kali Lipat, Profesionalisme KPU Disorot

Nasional
Mentan Sebut Agustus, September, Oktober Jadi Masa Kritis untuk Produksi Pangan

Mentan Sebut Agustus, September, Oktober Jadi Masa Kritis untuk Produksi Pangan

Nasional
Edy Rahmayadi: Jangankan Mantu Presiden, Mantu Malaikat Pun kalau Boleh Kita Lawan

Edy Rahmayadi: Jangankan Mantu Presiden, Mantu Malaikat Pun kalau Boleh Kita Lawan

Nasional
MK Putuskan 20 Pileg Diulang, KPU: Anggaran Cukup

MK Putuskan 20 Pileg Diulang, KPU: Anggaran Cukup

Nasional
Goda Rekannya yang Tak Lolos Parlemen, Bambang Pacul: Trimedya Sampai Nangis Karena Tumbang

Goda Rekannya yang Tak Lolos Parlemen, Bambang Pacul: Trimedya Sampai Nangis Karena Tumbang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com