Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Bersaing, Kini Faisal Basri Dukung Jokowi Jadi Capres

Kompas.com - 26/05/2014, 21:47 WIB
Febrian

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Setelah gagal bersaing dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012, kini pengamat ekonomi Faisal Basri mendukung pencalonan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden. Faisal menilai Jokowi sebagai pemimpin yang mau mendengarkan rakyatnya.

Staf pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu mengatakan bahwa awalnya ia bersaing dengan Jokowi dalam arena Pilgub DKI Jakarta. Salah satu tujuannya adalah menumbangkan gubernur petahana Fauzi Bowo.

"Pada pilpres ini, saya dukung Jokowi juga karena ia adalah sosok pemimpin lahir dari bawah dan mengerti persoalan rakyat," kata Faisal dalam acara deklarasi dukungan "Manifesto Rakyat Tak Berpartai kepada Jokowi" di kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (26/5/2014).

Faisal menilai bahwa selama menjadi Gubernur DKI, Jokowi mau belajar dan mendengarkan suara rakyat. Untuk itu, Faisal yakin bahwa Jokowi dibutuhkan tidak hanya oleh masyarakat Jakarta, tetapi dibutuhkan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Selain itu, Faisal juga memuji Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang memberi kesempatan kepada Jokowi sebagai capres. Pengusungan Jokowi yang bukan pimpinan partai merupakan cerminan demokrasi yang sesungguhnya. "Makanya, saya tidak ragu tetapkan hati untuk dukung Jokowi," kata Faisal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com