JAKARTA, KOMPAS.com — Internal Partai Golkar menggelar pertemuan untuk membicarakan kemungkinan percepatan pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar. Munas adalah forum yang digunakan Golkar untuk memilih ketua umum. Dengan percepatan munas, jabatan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dapat diakhiri lebih cepat.
Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengatakan, seharusnya munas diselenggarakan setiap 5 tahunan. Namun, pada periode Aburizal kali ini, terdapat penetapan bahwa munas selanjutnya diadakan dalam selang enam tahun.
"Oleh karena itu, dalam forum ini terdapat pikiran yang mengajukan kembali agar taat asas, munas 5 tahun," kata Priyo sesaat sebelum mulai pertemuan dengan sejumlah politis senior Golkar di Hotel JW Marriot Jakarta, Rabu (21/5/2014) malam.
Munas Golkar yang menetapkan Aburizal sebagai Ketua Umum berlangsung pada 4-8 Oktober 2009 di Pekanbaru. "Praktis awal Oktober tahun ini bisa diselenggarakan munas dalam rangka memilih ketua umum yang baru," kata Priyo.
Priyo membantah jika usulan percepatan itu dilakukan untuk menggulingkan Aburizal karena kinerjanya yang tak maksimal sebagai ketua umum. Menurutnya, Partai Golkar hanya ingin mengembalikan mekanisme seperti sedia kala.
"Selama ini Partai Golkar dijadikan model percontohan dibangunnya demokrasi lima tahunan. Partai lain berpegang pada figur tertentu dengan kekuatan dan karisma. Tapi di Partai Golkar modern, mekanisme 5 tahunan itu penting," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono berharap agar munas tahun ini tetap diselenggarakan sesuai jadwal. Ia menginginkan agar munas tidak dipercepat ataupun diperlambat.
Di dalam forum malam ini, hadir sejumlah politisi senior Partai Golkar, seperti Fahmi Idris, Andi Matalatta, Paskah Suzetta, Aksa Mahmud, Yorrys Raweyai, Zainal Bintang, Ali Wongso, Rusdi Tahir, Oetoyo Oesman, Ridwan Hisjam. Ada pula tokoh muda seperti Ketua Umum MKGR Priyo Budi Santoso dan Ketua Umum AMPI Dave Laksono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.