Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya soal Uang Suap ke Akil, Wawan Menangis

Kompas.com - 19/05/2014, 17:51 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Adik Gubernur Banten nonaktif Atut Chosiyah, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, tiba-tiba menangis saat menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa kasus dugaan suap pengurusan sengketa Pilkada Lebak, Banten, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (19/5/2014).

Saat itu, kuasa hukum Wawan, Adnan Buyung Nasution kembali mempertanyakan uang Rp 1 miliar yang disebut sebagai uang suap untuk Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) saat itu Akil Mochtar.

"Yang Rp 1 miliar itu gagasan siapa?" tanya Adnan.

Komisaris Utama PT Bali Pasific Pragama (PT BPP) itu pun mengulang kembali jawabannya bahwa ia merasa dijebak oleh pasangan calon Bupati Lebak Amir Hamzah. Ia juga mengaku didesak oleh pengacara Amir, Susi Tur Andayani.

"Saya sudah katakan tadi, saya sejak awal sudah dijebak oleh Amir. Saya memberikan bantuan karena saya tertekan oleh permintaan Susi. Cuma saya tidak tahu awalnya apakah dari Amir atau Susi. Tapi kalau tidak dari Amir atau Susi. Jadi...," jawab Wawan terbata-bata.

Suami Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany itu menghentikan kalimatnya karena tak kuasa menahan tangis. Matanya nampak berkaca-kaca.

Dengan suara parau, Wawan melanjutkan bahwa mulanya Amir meminta bantuan dana pada 29 Oktober 2013. Ia mengaku awalnya tidak bersedia memberikan bantuan uang untuk Amir yang menggugat hasil Pilkada Lebak ke MK. Namun, akhirnya ia bersedia membantu Rp 1 miliar dari Rp 3 miliar yang diminta oleh Akil.

"Ya, Susi, kan mendesak, dia ngomong ke mana-mana. Pak Amir juga. Dia sampaikan Pak Akil marah-marah. Kondisi saya menghadapi persoalan itu kayak orang bingung," terannya.

Sementara itu, hakim Gosen Butar Butar meminta Wawan memberikan alasan yang logis. Gosen mempertanyakan kepentingan Wawan mau membantu memberikan dana Rp 1 miliar tersebut. Namun, Wawan mengaku tak memiliki kepentingan dalam Pilkada Lebak maupun untuk kepentingan bisnisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com