Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabinet Bayangan Dinilai untuk Redam Kasus Risma yang Merugikan PDI-P

Kompas.com - 28/02/2014, 17:06 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Direktur Eksekutif Pol Tracking Hanta Yudha menilai PDI Perjuangan sengaja mengumumkan arsitektur kabinet pemerintahan untuk meredam tingginya perhatian publik terhadap masalah yang dihadapi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan penyadapan yang menimpa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi.

Menurut Hanta, PDI-P sangat dirugikan dengan mencuatnya masalah Risma dan perlu ada respons cepat agar kasusnya tak terus menjadi konsumsi publik atau dipolitisasi.

"Catatan saya, (kabinet bayangan PDI-P) ini dimunculkan karena sebelumnya ada isu penyadapan Jokowi bersamaan dengan Risma yang lagi ramai. Paling tidak (kabinet bayangan) bisa mengimbang karena kasus Risma ini cukup merugikan PDI-P," kata Hanta saat dijumpai di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (28/2/2014).

KOMPAS.com/Sandro Gatra Pengamat politik Hanta Yuda


Hanta menuturkan, dirinya tetap mengapresiasi kabinet bayangan yang dibuat oleh PDI-P. Secara ide, hal itu dinilainya baik. Meski demikian, Hanta mengingatkan agar PDI-P sebaiknya tidak tergesa membeberkan kabinet bayangan yang dibuat untuk diterapkan ketika menang dalam pemilu nanti. Karena sebelumnya, ada beberapa tahapan yang terlewati oleh PDI-P.

Ia menjelaskan, seharusnya PDI-P lebih dulu menyampaikan kepada publik mengenai bentuk dan wajah pemerintahannya ketika nanti akan berkuasa. Sejalan dengan itu, platform pemerintahannya juga harus diperjelas seiring dengan disosialisasikannya program-program yang akan dikerjakan.

"Kalau kebutuhan Indonesia ke depan sudah diketahui, buat formasi kabinetnya. Setelah itu baru bicara nama," ujarnya.

Seperti diberitakan, PDI-P telah menyusun dan menyampaikan kabinet bayangan yang akan digunakan jika menang dalam Pilpres 2014. Kabinet bayangan itu banyak diisi oleh kader PDI-P berdasarkan identifikasi dan inventarisasi yang dilakukan oleh tim internal.

Sejumlah nama politisi diproyeksikan sebagai menteri yang sesuai dengan bidang yang dikuasai. Sedangkan nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Ketua Fraksi PDI-P Puan Maharani tak dicantumkan karena disimpan sebagai kartu truf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com