Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mega Ingin Bukukan Pengalaman Lucu Selama Jadi Presiden

Kompas.com - 10/12/2013, 12:20 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri mengaku memiliki keinginan membuat sebuah buku tentang kejadian lucu yang ia alami selama menjadi presiden. Menurut Mega, banyak kejadian yang dapat menjadi pengalaman bersama dan layak diketahui oleh publik.

"Saya presiden, banyak yang bengong, banyak hal lucu yang nanti suatu saat akan saya tulis," kata Mega, dalam sebuah seminar kebangsaan yang digelar di Kantor International Conference of Islamic Scholars (ICIS), di Jakarta, Selasa (10/12/2013).

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum PDI Perjuangan tersebut membeberkan beberapa kejadian lucu yang ia alami saat menjadi kepala negara. Salah satunya adalah ketika dirinya memanggil Kapolri, Panglima TNI, dan Menkopolhukam ke Istana Presiden hanya untuk urusan pakaian yang akan dikenakan pada saat dirinya menghadiri HUT TNI.

Mega menyampaikan, dirinya terpaksa memanggil petinggi institusi negara itu lantaran bingung menentukan pakaian untuk dipakai pada HUT TNI. Secara aturan, presiden akan menjadi pembina upacara dengan pakaian nasional.

"Menghadiri upacara 5 Oktober kan harus berpakaian nasional. Saya tanya apa harus pakai kebaya? Lah kalau pakai kebaya nanti pas keliling, berdiri di atas mobil, ngecek pasukan kondenya copot gimana?" seloroh Mega.

Kejadian lainnya ialah saat Mega ikut bersama TNI menyusuri perairan di wilayah timur Indonesia. Saat itu, ia adalah satu-satunya perempuan yang ikut mengarungi lautan lebih dari satu minggu dengan menggunakan kapal perang.

"Mungkin saya satu-satunya. Mau naik tangganya saja susah, bayangkan," ujarnya.

Pengalaman lainnya, Mega mengaku sering dibuntuti oleh intelijen, bahkan disadap karena alasan yang tidak diketahuinya secara persis. Namun, ia menyiratkan, gerak-geriknya selalu diawasi oleh intelijen karena dirinya selalu berbicara keras serta tak segan memberikan kritik pada pemerintah yang sedang berkuasa.

"Ada yang bilang, saya jangan terlalu keras. Loh gimana, saya ini cuma perempuan yang cerewet. Bagaimana mau berubah kalau semuanya diam," tutur Mega.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

Nasional
Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Nasional
PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

Nasional
KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

Nasional
KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com