Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan untuk Sutarman: Jangan Lupakan Penembakan Polisi!

Kompas.com - 09/10/2013, 09:52 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Kepolisian diminta tidak melupakan rentetan kasus penembakan gelap terhadap aparat kepolisian. Jajaran Kepolisian didesak serius segera mengungkap kasus itu karena masih menimbulkan keresahan di masyarakat. Hal itu dikatakan Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane di Jakarta, Rabu (9/10/2013), menyikapi belum adanya perkembangan penanganan kasus penembakan misterius di berbagai daerah.

Neta menilai kasus penembakan misterus tersebut seakan dilupakan Kepolisian. Elit Polri, kata dia, tampaknya lebih sibuk bermanuver untuk suksesi pergantian Kepala Polri ketimbang membantu mengatur strategi memburu para pelaku.

"Diharapkan elit-elit Polri jangan larut kepada manuver pencalonan Kapolri. Kasus penembakan ini sangat membuat masyarakat resah. Aksi penembakan yang semula terjadi di pinggiran, kini mulai bergeser ke pusat ibu kota sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi banyak pihak," kata Neta.

Neta mengatakan, pihaknya mencatat, setidaknya ada 25 kasus penembakan misterius di Indonesia selama empat bulan terakhir. Delapan kasus di antaranya merupakan penyerangan polisi. Namun, hanya satu pelaku yang tertangkap.

Mabes Polri, kata Neta, tidak bisa melimpahkan tanggung jawab pengungkapan kasus kepada Kepolisian Daerah. Bareskrim sebagai satuan tertinggi reserse dan kriminal harus ikut bertanggung jawab untuk mengungkap kasus-kasus penembakan ini.

"Kemampuan Polri mengungkap kasus ini juga akan berdampak kepada citra Bareskrim yang dipimpin Komjen Sutarman," kata Neta.

Neta mengatakan, jika Kepolisian tidak bisa segera mengungkap, maka akan semakin memperburuk tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri, khususnya untuk menjaga keamanan warga.

"Menjaga keamanan dirinya saja tidak mampu," ujar Neta.

Seperti diberitakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengajukan nama Sutarman sebagai calon tunggal Kapolri kepada DPR. Jika DPR menyetujui, Sutarman akan menggantikan Jenderal (Pol) Timur Pradopo.

Sedianya, masa jabatan Timur habis pada Januari 2014. Namun, Presiden berpendapat perlu ada percepatan pergantian Kapolri agar pemimpin baru bisa mempersiapkan pengamanan pemilu 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com