"Polisi sepertinya dilanda dilema. Mereka sudah bisa mengidentifikasi pelaku tapi sepertinya tidak punya keberanian mengungkapnya secara transparan,” kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane melalui pesan singkat yang diterima wartawan, Senin (23/9/2013).
Dari hasil pengamatan IPW, lanjutnya, setidaknya terdapat 23 kasus penembakan terhadap aparat kepolisian. Namun, dari jumlah tersebut hanya satu kasus saja yang telah diungkap polisi.
Ia mencontohkan, seperti dalam kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta beberapa waktu lalu, Polri telah mengetahui pelaku penyerangan tersebut. Ia pun menyayangkan, kasus itu ditangani tim penyelidik investigasi TNI AD. Padahal, menurutnya, sudah jelas pelanggaran itu mengandung unsur pidana yang seharusnya ditangani Polri.
“Bahkan, (polisi) sempat mengkambinghitamkan teroris yang berada di balik kasus penyerangan tersebut. Mereka tidak berani mengungkapkannya karena faktor psikologis,” ujarnya.
IPW, lanjutnya, meminta kepada Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo dapat menunjukan sikap tegas terhadap para pelaku penembakan. Terlebih, menurutnya, Kapolri juga harus memberikan batas waktu kepada para penyidik untuk mengungkap kasus ini, agar kasus penembakan misterius oleh orang tak dikenal tidak kembali terulang.
Seperti diberitakan, setidaknya ada lima polisi menjadi korban penembakan oleh orang tak dikenal. Terakhir, Bripka Sukardi, Kepala Unit Pemeliharaan Ketertiban dan Disiplin di Provos Direktorat Polisi Air Baharkam Polri, ditembak hingga tewas di depan Gedung KPK, Selasa (10/9/2013 ) malam.
Korban lainnya yang ditembak di dua lokasi berbeda adalah Aiptu Dwiyanto, Aiptu Kushendratna, Bripka Ahmad Maulana, dan Aipda Patah Saktiyono. Hanya Aipda Patah yang selamat. Kepolisian menduga, penembakan dilakukan oleh kelompok teroris. Hanya, sampai sekarang, belum ada pelaku yang ditangkap. Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo meyakini, para pelaku akan segera ditangkap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.