Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag: Tak Ada Rekayasa Penetapan Lebaran

Kompas.com - 07/08/2013, 20:02 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan, tidak ada politik uang atau rekayasa dalam penetapan 1 Syawal 1434 H atau hari raya Idul Fitri. Penetapan Idul Fitri jatuh pada Kamis (8/8/2013), kata Suryadharma, berdasarkan metode rukyat dan hisab.

"Keputusan ini bukan keputusan monopoli menteri agama, tapi keputusan kita bersama. Transparan, tidak ada rekayasa sama sekali," kata Suryadharma saat Sidang Isbat Awal Syawal 1434 H di Kementerian Agama, Rabu (7/8/2013) malam.

Hal itu dikatakan Suryadharma untuk menjawab pertanyaan salah satu perwakilan ormas Islam yang hadir. Ia meminta klarifikasi dari Menag terkait adanya tuduhan politik uang dalam sidang isbat. Ormas yang hadir dituduh menerima uang.

Suryadharma mengatakan, hal itu merupakan fitnah. Menurutnya, dirinya tidak mungkin mengatur semua ulama yang hadir. Ada 35 ormas Islam yang diundang. Namun, tidak semuanya hadir, seperti PP Muhammadiyah.

Suryadharma lalu menyinggung pernyataan Ketua Umum PP Muhamadiyah Din Syamsuddin bahwa sidang isbat penetapan awal Ramadhan menghabiskan dana hingga Rp 9 miliar. Pernyataan itu, kata dia, tidak benar.

Seperti diberitakan, pemerintah menetapkan 1 Syawal jatuh pada Kamis besok atau sama seperti keputusan Muhammadiyah. Keputusan itu diambil berdasarkan hasil observasi hilal dengan metode rukyat dan metode hisab. Ada 60 titik rukyat yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dilaporkan, beberapa lokasi rukyat terlihat hilal, di antaranya di Fakfak, Papua; Makassar, Sulawesi Selatan; Gresik, Jawa Timur; dan Pantai Alam Indah, Jawa Tengah.

Adapun berdasarkan metode hisab yang dipaparkan dalam pertemuan di Kepulauan Riau pada Juni 2013, awal Syawal 1434 H diputuskan jatuh pada Kamis besok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com