Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bentuk Tim Rekonsiliasi Sampang

Kompas.com - 15/07/2013, 23:12 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Hampir satu tahun pascaperistiwa di Sampang, Madura, pemerintah akan mempertemukan para pihak yang bertikai untuk mencari penyelesaian masalah tersebut.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, Rektor IAIN Sunan Ampel Abd A'la ditunjuk sebagai ketua tim rekonsiliasi. Tim akan mempertemukan warga Syiah yang kini ditampung di rumah susun di Sidoarjo, Jawa Timur, dengan warga Sampang.

Djoko menjelaskan, ada dua opsi yang akan dibicarakan dalam proses rekonsiliasi. Pertama, warga Syiah kembali ke kampung halamannya. Namun, opsi itu akan dilakukan jika tidak ada lagi penolakan dari warga Sampang lainnya. Jika opsi itu tidak bisa dilakukan, mereka akan direlokasi.

"Kalau tidak di situ, apakah di lokasi lain di sekitar Madura. Ini lagi digodok tim dan pemerintah daerah," kata Djoko seusai rapat terbatas membahas masalah Sampang di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/7/2013).

Rapat dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diikuti para menteri terkait.

Seperti diketahui, warga Syiah yang mengungsi terus mendesak pemerintah mengembalikan mereka ke kampung halaman. Mereka menolak direlokasi dengan berbagai alasan.

Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Rasiyo mengatakan, Rektor IAIN ditunjuk sebagai ketua tim rekonsiliasi lantaran dianggap independen dan menguasai agama. Tim diisi oleh tokoh Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, forum pimpinan daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan media.

Menurut Rasiyo, waktu rekonsiliasi tidak dibatasi lantaran hal itu merupakan masalah sosial. Jika warga Sampang nantinya tidak keberatan warga Syiah kembali, pemerintah akan memperbaiki 55 rumah yang dibakar.

"Kita akan kumpulkan semua dari kedua pihak yang bertengkar. Kita carikan solusi yang sebaik-baiknya. Permasalahan sosial kan enggak bisa grusa grusu (buru-buru). Pak Presiden juga minta hati-hati, secara mendalam," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com