HONGKONG, KAMIS
Dalam wawancara yang dipublikasikan Rabu (12/6) malam itu, Snowden mengatakan, Pemerintah AS sudah bertahun-tahun mengintai jaringan internet di Hongkong dan China. Snowden mengatakan, hal itu ia ketahui berdasarkan dokumen-dokumen rahasia yang ia ambil dari Badan Keamanan Nasional AS (NSA).
Menurut Snowden, AS telah meretas ke sejumlah jaringan komputer di China dan Hongkong sejak tahun 2009. Salah satu sasaran serangan adalah China University of Hong Kong, tempat Hong Kong Internet Exchange (HKIX) berada.
HKIX merupakan tulang punggung utama jaringan internet di Hongkong yang didirikan sejak tahun 1995. Dengan HKIX, pertukaran data antar-server di Hongkong bisa dilakukan secara lokal tanpa harus melalui pusat- pusat data di negara lain, termasuk AS.
”Kami (AS) meretas tulang punggung jaringan, yang pada dasarnya adalah router internet raksasa, yang memberi kami akses kepada komunikasi ratusan ribu komputer tanpa harus meretas setiap komputer,” tutur Snowden kepada surat kabar itu.
Pengungkapan ini dinilai akan memberi ”amunisi” kepada Pemerintah China dalam perang kata-kata dengan Washington terkait peretasan jaringan komputer. AS selama ini selalu menuduh pemerintah dan militer China berada di balik peretasan terhadap jaringan komputer pemerintah, bisnis, dan militer AS.
Meski demikian, pihak China terlihat tidak ingin buru-buru memanfaatkan pengungkapan Snowden ini. Dalam jumpa pers rutin di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, menolak berkomentar soal kasus Snowden.
Para pengamat menduga Beijing tak ingin merusak hubungan China-AS yang membaik setelah pertemuan Presiden Xi Jinping dan Presiden Barack Obama di AS, pekan lalu.(AP/Reuters/DHF)