Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunga Pagi-Sore dan Tongkat Bung Karno

Kompas.com - 11/06/2013, 02:34 WIB

Di rumah, istri dan anak saya bertanya tentang selembar daun sukun yang kini kering itu. Saya ceritakan lagi panjang lebar bahwa warga Ende di Pulau Flores punya memori indah dengan Bung Karno, antara lain lewat Pancasila dan pohon sukun. Saat dibuang di Ende, Bung Karno juga menjadi kawan anak-anak muda. Anak-anak sekolah diajarinya bermain sandiwara dan sejumlah naskah sandiwara Bung Karno dipentaskan pula di sebuah gedung sekolah di Ende.

Kian bangkrutnya wacana kebangsaan saat ini hanya sebagian kecil dari sejumlah besar masalah nasionalisme Indonesia yang saat ini benar-benar berada di ambang tapal batas. Berbagai konflik etnis, konflik politik terkait pelaksanaan pemilihan kepala daerah, konflik hak atas tanah ulayat, konflik perburuhan, konflik antaragama, dan berbagai masalah kemiskinan dan kemunduran bangsa Indonesia tak bisa lagi ditunda penanganannya. Jangan lagi dibelokkan hanya karena kepentingan politik praktis jangka pendek.

Bagi penduduk perbatasan Entikong di Kalimantan Barat, atau Temajuk di Kalimantan Timur, atau di Belu, Kabupaten Belu, perbatasan Timor Leste, dan lain-lain, nasionalisme dan kecintaan sebagian orang di sana kepada negara dan bangsa sudah merosot sebatas soal mengisi perut. Kartu tanda penduduk (KTP) dan paspor saja terbukti tidak memengaruhi tenaga kerja Indonesia yang terus berbondong menyusup secara ilegal ke Malaysia dan negeri lain untuk menyambung hidup. Bukan lagi ”sekadar” mencari penghidupan, tetapi justru hanya itu yang bisa mereka lakukan.

Renungan tentang tongkat Bung Karno dan pohon sukun dari Ende di awal tulisan ini dimaksudkan untuk mencatat kembali, bagaimana dasar negara Pancasila dan negara-bangsa ini susah payah dibangun dan didirikan. Di sisi lain, semoga Ende di Pulau Flores itu, sebagaimana wilayah-wilayah lain di luar Jawa yang ”kerlap-kerlip” saking jauhnya, tetap menjadi perhatian dan agenda penyejahteraan masyarakatnya oleh pemerintah pusat yang lagi berkuasa ataupun para pemimpin berikutnya negeri ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com